Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Jumat, 06 Juni 2008

PERLUNYA REKONSTRUKSI FILSAFAT ILMU

Ilmu dimaknai oleh Orang Jawa sebagai ngelmu, angel yen durung ketemu. Tetapi kalau sudah ketemu, ia akan membuat sesuatu menjadi lebih mudah, hidup menjadi lebih berarti, bersifat lebih membahagiakan, mendongkrak kesejahteraan, dan sebagainya. Angel (kesulitannya) terletak pada proses mencarinya, yang membutuhkan banyak waktu, banyak enaga, banyak biaya, serta pengorbanan-pengorbanan lain. Meskipun memerlukan pengorbanan ekstra, ilmu seseorang ternyata bersinggungan dengan ilmu orang lain yang terkadang sejalan dan terkadang pula berhadapan secara diametral berebut kebenaran.
Kebenaran yang kita usahakan dicapai oleh ilmu yang kita dipelajari, ternyata masih bersifat anggapan saja. Bukan kebenaran secara absolute, itu kalau dilihat dari perspektif orang lain. Demikian juga kebenaran yang diklaim orang lain, belum tentu benar menurut kita. Semakin jelas bahwa perspektif kebenaran seseorang tidak absolut, tetapi relative. Kebenaran bersifat paradok.
Kalau kita perhatikan, semua manusia sebenarnya sedang dalam proses berebut dan menuju kebenaran absolut. Karena kebenaran yang absolute itu bersifat abstrak dan diliputi oleh atmosfir relativitas, maka orang menekuni ilmu untuk menemukan kebenaran itu. Amosfir relativitas yang membiaskan kebenaran ini mempengaruhi pola pikir dan persepsi seseorang dalam mengindikasikan ilmu. Persepsi sendiri sangat dipengaruhi oleh berbagai factor yang melatarbelakangi cara berfikirnya. Cara berfikir mempengaruhi cara bertindak, juga perkataan.
Di dunia ini, dalam mengartikan ilmu, kebanyakan telah terkotak dalam pendapat yang berdasar pada sifat-sifat objektif, realistis, verifikatif, dapat di pahami dan diterapkan oleh orang banyak, sehingga bersifat positivistik. Kondisi inilah yang menentuan sesuatu itu ilmiah, dan yang ilmiah itu adalah kebenaran.
Jika hal ini dipedomani, seperti yang selama ini terjadi, maka kebenaran sebenanya sudah terhilangkan sebagian. Kitab suci agama apapun menjelaskan bahwa ada hal yang bersifat gaib dan yang konkrit. Terus yang gaib, yang tidak dapat diindera oleh kebanyakan orang, tentu tidak mudah untuk diverifikasi. Apakah lantas dikatakan tidak ilmiah?
Sebenarnya pernyataan ini sudah mengulang-ulang dari perdebatan di jaman para nabi, para filosof, hingga sekarang ini terjadi. Kita tahu perdebatan antara Nuh dengan rakyatnya, Ibrahim dengan Namrud, Plato dengan Aristoteles, Kant dengan Descartes, bahkan Presiden dengan legislative, Ahmadiyah dengan FUI, dan sebagainya. Berebut kebenaran dari perspektif yang berbeda. Galileo korban dikotomis klaim keilmiahan.
Maka, mari kita perluas cakrawala kita, bahwa kebenaran itu tidak terbatas pada status kata “ilmiah” yang sebagin besar dimaknai seperti sekarang ini. Untuk itu, jinkan aku berbagi pengalaman spiritualku yang selama ini aku alami, dan ternyata ada kebenaran-kebenaran baru yang mungkin selama ini tidak pernah disangka-sangka oleh pembaca, atau bahkan orang lain.
Berbagai pengalaman itu misalnya (ini hanay sedikit contoh dari yang aku alami):
- Aku melihat objek yang sangat jauh, di Amerika misalnya, dapat saya lihat dari sini, hanya dengan mengektifkan mata hati. Saya dapat menggambarkan secara detil ruang-ruang dan isi yang ada di Gedung Putih. Semua ini tentunya karunia dan ijin Allah. Aku juga dapat mengindera bagaimana magma yang ada di dalam bumi. Suatu bukti, ketika Kelud diperkirakan akan meletus, Aku berkomunikasi dengan Gunung Kelud. Gunung kelud mengatakan kepadaku bahwa dia tidak akan meletus. Setelah aku deteksi ternyata ada selimut gaib yang ada di kawah Kelud. Letusan akan terjadi kalau selimut gaibnya tidak menghalangi. Di sisi lain, Kelud mengatakan kepadaku bahwa aku belum diperintahkan untuk meletus. Maka, itulah akhirnya muncul gunung baru di kawah kelud. Wallahu’alam bil showab.
- Aku mendeteksi penyakit kanker kelenjar Tiroid (pasienku sekarang tinggal di Tanjung Balai). Ia mengalami kanker tiroid yang akhirnya sembuh berkat resep yang aku berikan. Resep itu aku dapatkan dari komunikasi dengan kankernya itu. Kanker itu yang memberi tahu resepnya. Alhamdulillah akhirnya sembuh.
- Aku juga mendeteksi perempuan 55 tahun yang mengidap batu empedu. Ketika itu dia kesakitan dan datang padaku. Aku lihat dengan kekuatanku, dan aku menemukan bahwa ibu ini terkena batu empedu. Dia membenarkan tentang hal itu, dan akhirnya cerita bahwa sebenarnya akan dioperasi oleh dokter, hanya saja terkendala oleh gula darahnya yang ketika itu 320. Aku ajak komunikasi penyakitnya, dan akhirnya aku dapatkan resep, alkhamdulillah dalam jangka 3 minggu ibu itu batu empedunya hilang, gulanya turun menjadi 160. Sebenarnya banyak lagi yang dapat aku sembuhkan dengan metodologi seperti itu, seperti hepatitis, virus di paru-paru, dan sebagainya. Umumnya mereka setelah bosan dengan pengobatan secara medik.
- Alhamdulillah, aku juga diberikan Allah kemampuan untuk komunikasi dengan makhluk gaib. Sebagian dari pengalamanku telah aku tulis dalam blog ini, spiritual-pandrik.blogspot.com.

Itu sekedar cuplikan cerita tentang pengalamanku. Aku mengundang anda, yang benar-benar ingin tahu tentang hal itu, ataupun tentang kondisi kesehatan sendiri ataupun keluarga anda, silakan kontak kami. Info selengkapnya, kunjungi blog kami: spiritual-pandrik.blogspot.com.

Kesimpulan.

Jangan puas dengan ilmu yang ana punyai sekarang, apalagi mengklaimnya sebagai yang paling benar. Ada kebenaran pada orang-orang lain. Kebenaran Absolut hanyalah milik Tuhan, Allah swt.

(ditulis oleh: Argawi Kandito (Pandrik) bin Pawenang).

Selasa, 03 Juni 2008

DIALOG DENGAN NABI ILYAS

Assalamu’alaikum yaa nabi Ilyas. Dapatkah engkau menceritakan pengalamanmu menerima wahyu yang pertama kali?

Wahyu pertama kali adalah pengangkatanku menjadi nabi. Wahyu itu wahyu kenabian. Umurku ketika itu tiga puluh lima tahun.

Seperti apa perintah kenabian?

Wahyu itu disampaikan langsung oleh Tuhan melalui mimpi. Aku diangkat ke langit dihadapkan kepada Tuhan. Di situ aku diperintahkan untuk mengajarkan tentang ketauhidan dan tata kehidupan dalam masyarakat.

Seperti apa Tuhan dalam mimpimu itu?

Aku tak sanggup membayangkan dan menceritakaan.

Kenapa anda dapat mencapai tahapan spiritual seperti itu, apa yang anda lakukan sebelumnya?

Aku tidak melakukan apa-apa. Ritual-ritual tertentu juga tidak aku lakukan. Selain itu, aku juga tidak mempunyai keturunan dari orang-orang suci seperti nabi, misalnya.

Apa yang engkau rasakan ketika menerima wahyu?

Aku merasakan ketenangan.

Yaa Nabi, anda hidup di dunia kapan? Apakah engkau pernah berjumpa dengan para nabi lain?

Aku hidup di daerah Yaman, kira-kira 400-500 sebelum masehi. Aku pernah bertemu dengan nabi Zakaria dan Ilyasa. Ilyasa itu guruku.

Apa yang engkau pelajari dari Ilyasa?

Dari Ilyasa aku mendapatkan ajaran tentang ketauhidan, akhlak, tentang diri dan kehidupan, serta tentang keluarga. Dari Zakaria aku tidak mendapatkan apa-apa. Ia lebih muda dariku.

Bisakah anda menceritakan pengalaman pertemuanmu dengan Ilyasa?

Ketika aku bertemu dengan Ilyasa, aku masih kecil. Dia mengatakan bahwa aku mempunyai aura yang bagus. Aura itu diyakininya sebagai aura kenabian. Kemudian dia menemui orang tuaku, meminta ijin untuk mendidikku.

Apakah wahyu kenabianmu diketahui oleh Ilyasa?

Tidak, Kami berpisah ketika aku berusia 22 tahun. Ketika itu Ilyasa melanjutkan perjalanan musafirnya.

Berapa kali anda mendapatkan wahyu? Apa inti ajaranmu?

Tidak sampai delapan kali. Aku tidak mengajarkan apapun. Aku juga tidak mendapatkan kitab ataupun suhuf. Masyarakat ketika itu sudah beragama dengan baik. Aku hanya meneruskan dan memelihara tatanan yang sudah jadi.

Apa wahyu terakhirmu yaa nabi?

Ketika hidupku sudah hendak berakhir. Aku dikabari bahwa tugasku sudah selesai. Umurku ketika itu 102 tahun.

Apa mu’jizat yang engkau miliki?

Aku tidak mempunyai mu’jizat seperti nabi lain. Hanya saja doaku senantiasa terkabulkan.

Yaa nabi, dapatkah anda menceriterakan tentang pengalaman yang membahagiakan, yang menyedihkan, serta tentang keluargamu?

Pengalamanku yang aling membahagiakanku ya saat kenabian itu. Yang menyedihkan aku rasa tidak ada. Aku tidak mempunyai anak maupun isteri. Aku hidup membujang selamanya. Ayahku meninggal dunia ketika aku masih kecil. Aku bertemu dengan Ilyasa ketika berumur 10 tahun.

Senin, 02 Juni 2008

DIALOG DENGAN NABI ZAKARIA

Assalamu’alaikum yaa nabi Zakaria. Aku ingin mendapatkan informasi tentang pengalamanmu mendapatkan wahyu yang pertama kali. Dapatkah engkau menceriterakan pengalamanmu padaku?

Aku mendapatkan wahyu yang pertama kali ketika usiaku tujuh belas tahun. Mula datangnya wahyu itu ditandai dengan datangnya cahaya seperti komet yang jatuh tepat di depanku. Komet itu ternyata dua malaikat Allah yang berkata kepadaku ”berbahagialah kamu, kamu telah diangkat dan dipercaya oleh Allah menjadi nabi”.

Yaa nabi, apa aktivitas sebelumnya yang engkau lakukan hingga mencapai maqam spiritual itas seperti itu, dan apa dampaknya dari pewahyuan itu?

Aktivitas yang seperti apa ya? Ee…mungkin ini jawaban yang anda tanyakan…sebelum wahyu itu datang, aku memang sedang berpuasa selama tiga hari. Puasanya biasa seperti orang Islam berpuasa. Sebelumnya aku berpuasa batin selama satu minggu. Memang aku sering melakukan puasa-puasa seperti itu sebelumnya. Setelah kenabian itu, aku mendapatkan mu’jizat dapat masuk ke dalam pohon, menembus tembok, masuk ke dalam tanah. Kemu’jizatan aku ini telah aku pelajari dari para guru-guru spiritualku jauh sebelum mendapat wahyu kenabian, tetapi selama itu pula aku tidak dapat melakukannya. Aku baru bisa melakukan semua itu setelah mendapat mu’jizat yang berbarengan dengan wahyu kenabian itu.

Guru spiritualitasmu siapa yaa nabi?

Banyak. Aku banyak berguru dari Abu Baizan. Ia adalah pamanku sendiri. Ia mengajarkan ilmu-ilmu kanuragan, baik beraliran hitam maupun putih.

Lho, nabi kok mempelajari ilmu hitam, bukankah ilmu hitam itu berkonotasi jelek?

Kedua-duanya aku pelajari, karena pada dasarnya semua ilmu itu baik. Hitam dan putihnya tergantung pada penerapan ilmu itu sendiri. Mempelajarinya menjadi penting agar dapat dengan pasti membedakan mana yang betul putih dan mana yang betul hitam. Tidak mencampurakannya hingga menjadi abu-abu. Aku juga belajar dari Abu Hasan, juga guru-guru lain. Perlu kamu ketahui, llmu hitam, seperti sihir, itu juga karunia Allah, asalnya ilmu itu juga dari Allah. Kenapa sihir dilarang dan dicap sebagai ilmu hitam, karena pada jaman dahulu sihir sering digunakan untuk hal-hal yang negatif, maka sering disebut sebagai ilmu setan, menjadi dicela, karena perbuatan negatif itu dilarang oleh agama.

Nabi, apakah engkau adalah keturunan nabi?

Kakek dari nabi Ilyasa dan buyutku adalah kakak beradik. Berarti aku dan Ilyasa masih saudara. Bapakku bernama Abu Hasan dan ibuku bernama Siti Zuraikhah. Istriku sendiri bernama Siti Aisyah yang biasa dipanggil dengan Isya. Artinya sebenarnya sama. Aku juga mempunyai kaitan saudara dengan Maryam ibu Isa. Ketika ia kecil, aku yang mengasuhnya. Aku punya satu anak laki-laki yang aku beri nama Yahya. Ketika Yahya lahir aku berusia 67 tahun dan isteriku berusia 27 tahun. Pemberian nama Yahya ini merupakan pemakaian pertama kata Yahya sebagai nama. Sebelumnya tidak ada yang berani menggunakan kata Yahya sebagai nama.

Dapatkah engkau lebih jelas menceritakan hubunganmu dengan siti Maryam ibu Isa?

Maryam itu masih hubungan saudara dengan aku, karena ia adalah anak Imran. Sedangkan Imran itu adalah sepupuku.

Apakah Imran itu termasuk nabi?

Imran itu bukan nabi tetapi ilmunya setara dengan ilmu para nabi. Ia mempunyai karomah-karomah, tetapi ia tidak mendapatkan wahyu kenabian. Ketahui ya...wahyu kenabian itu datang secara sendiri, tidak dapat diminta atau disongsong. Ia murni ramat Allah.

Nabi, berapa kali anda mendapatkan wahyu dalam hidupmu?

Banyak sekali. Aku sering mendapatkan wahyu, yang paling mengesankan adalah wahyu tentang kenabian. Nabi itu sebutan, maknanya adalah dia itu memimpin umat pada saat itu. Disamping bertugas menyampaikan ajaran-ajaran Allah.

Nabi, dapatkah anda menceriterakan tentang tanda-tanda kelahiran Yahya?

Sebelum Yahya lahir, aku telah lebih dulu mendapat wahyu dan dikabari bahwa kelak Yahya itu menjadi nabi. Ketika itu beritanya disampaikan langsung oleh Allah dalam meditasiku.

Yaa nabi, apa wahyu terakhirmu?

Aku mendapatka wahyu terakhir ketika di ujung masa hidupku. Setelah umurku 103 tahun aku meninggal. Itu beberapa hari setelah turunnya wahyu terakhir. Aku meninggal di Palestina, tetapi lahir di Yaman.

Ketika anda memelihara Maryam itu dimana? Apakah benar Maryam itu perawan suci? Apakah anda juga tahu kelahiran Isa?

Di Palestina. Ketika kelahiran Isa aku tahu, tetapi aku tidak menunggui kelahiran itu. Maryam ibu Isa itu dulunya memang gadis pingitan tetapi ia juga bergaul. Bahkan ia punyai kawan laki-laki yang dapat dikatakan sebagai kekasih, namanya Hasan al As’ari. Aku tahu betul Hasan al As’ari, karena ia adalah tetangga dekatku. Maryam mengenal Hasan al As’ari itu ketika ia berumur 17-18 tahun. Ia melahirkan Isa pada usia 22 tahun.

Maksud anda bagaimana?

Aku tidak yakin bahwa Isa tidak mempunyai ayah. Tetapi aku juga tidak yakin bahwa Maryam pernah berhubungan dengan lelaki. Karena aku tahu betul Maryam. Ia aku jaga dengan sebaik-baiknya. Hubungannya dengan Hasal al As’ari hanya merupakan hubungan yang berjarak. Isteriku juga menjagai dengan baik, dan Maryam sendiri orangnya sangat patuh. Dari hasil meditasiku, setelah Maryam melahirkan Isa, aku mendapat jawaban. Ada kekuatan Nur Allah yang masuk ke rahim Maryam. Nur itu tidak melalui tahapan berupa segumpal darah tetapi langsung menjadi manusia. Makanya, tiba-tiba perut maryam menjadi besar karena mengandung bayi.

Apa respon masyarakat ketika itu?

Masyarakat heboh dalam kebingungan. Selain itu ada juga berbagai gunjingan-gunjingan yang tidak hanya secara sembunyi-sembunyi, tetapi bahkan sudah terang-terangan. Akibat gunjingan itu Maryam tidak tahan, maka ia kemudian meninggalkan rumah, dan melahirkan dalam pengasingannya yang berjarak 20-30 kilometer dari rumah kami. Saat kejadian itu, Hasan al As’ari sudah lama meninggalkan daerah kami karena pindah ke kota lain. Maryam mengandung Isa hanya sebentar, tidak seperti bayi dalam kandungan pada umumnya. Ketika Isa dilahirkan, ia ditunggui oleh seribu malaikat. Beberapa di antaranya membawa wahyu kenabian. Isa dilahirkan di alam terbuka ada siang hari. Tepatnya pada hari Sabtu di bulan Syuro akhir.

Ketika itu Imran dimana?

Imran berkumpul dengan kami. Rumah kami besar dengan penghuni yang cukup banyak, beberapa keluarga yang masih ada ikatan saudara.