Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Selasa, 08 Juli 2008

Dialog dengan Nabi Muhammad tentang Perbuatan Baik dan Buruk

Nabi, apa maksudmu sebenarnya dalam pidato haji perpisahan yang mengatakan bahwa orang Islam perlu mengimani dua pusaka, al Qur’an dan sunah?

Orang memahami al Quran saja sudah cukup. Hidup dan kehidupannya akan indah, nyaman, menyenangkan. Sunah itu tuntunan-tuntunan saja. Sunah tidak menjamin mendapat pahala. Artinya, ada yang engkau ikuti dan itu mendapatkan pahala, dan ada yang tidak mendapatkan pahala.

Kenapa begitu?

Karena sunah itu dasar-dasar tuntunan?

Bukankah sunah itu meniru apa yang engkau lakukan, dan engkau adalah uswatun hasanah?

Kalian tidak perlu meniru seluruh gaya hidupku. Ambil saja yang baik-baik yang itu sesuai dengan kehidupanmu. Aku hanya penyampai saja. Yang terpenting itu hubungan kita dengan Tuhan.

Nabi, aku ingin bertanya kepadamu tentang konsekuensi perbuatan baik dan buruk di dunia ini.

Kehidupan ini semua ada catatannya. Seperti diibaratkan perbuatan masyarakat ada catatannya dalam kepolisian. Semua catatan-catatan manusia itu dicatat dalam buku besar yang mencatat semua tentang kehidupan dunia.

Siapa yang mencatat? Apakah ada juru catat tersendiri?

Ada juru catatnya, mereka itu adalah malaikat-malaikat Allah.

Lho, manusia di bumi ini kan jumlahnya sangat banyak, berarti memerlukan malaikat yang banyak sekali. Berapa jumlah malaikat yang mengitarimanusia? Katanya yang mencatat amal manusia hanya malaikat Rakib dan Atid?

Malaikat itu mempunyai qorin yang banyak, bisa mencapai milyaran. Maka ia dapat melakukan kegiatannya secara standar pada setiap manusia, mencatat dengan tepat.
Sebenarnya di setiap manusia tidak hanya malaikat Rakib dan Atid saja. Ada orang yang kitari tiga malaikat, bahkan lebih.

Karakter orang seperti apa yang mempunyai tiga malaikat?

Orang yang mempunyai tiga malaikat atau lebih itu umumnya keturunan para nabi dan wali yang mempunyai nasab yang jelas, atau orang yang sedang tirakat, lelaku keilmuan. Malaikat yang mengitari bisa terus-terusan bersamanya, bahkan jumlahnya dapat terus bertambah, sejalan dengan maqamnya.

Apakah jumlah malaikat itu bisa berkurang?

Kayaknya tidak, karena malaikat dalam menyertai orang tersebut, memperhitungkan tingkat konsistensi orang tersebut. Malaikat akan turut aktif menjaga konsistensi perbuatan orang itu. Ada juga orang yang hanya dijaga oleh satu malaikat saja. Biasanya orang seperti ini adalah orang yang dalam kehidupannya tidak sesuai ajaran kitab suci.

Ada nggak yang tidak dikawal sama sekali oleh malaikat?

Tidak ada, meskipun orang itu kafir, tetap ada malaikat yang menyertainya, meskipun satu. Ulama-ulama, pendeta, dan para agamawan lain yang betul-betul mencurahkan hidupnya untuk di jalan Allah biasanya disertai tiga malaikat.

Yang hanya mendapatkan satu malaikat ini, apakah karena jumlah malaikatnya berkurang atau dari awal memang hanya satu?

Itu biasanya dari awal sesuai takdirnya. Jumlah orang seperti itu hanya sedikit, hanya sepersekian persen dari total manusia.

Kok sepertinya tidak adil?

Itu ada kaitannya dengan alam setelah kematian. Pada dasarnya semua kejadian di dunia ini sudah diatur, sesuai takdirya.

Kalau begitu, kenapa ada pikiran rasional?

Pikiran rasional yang menghasilkan pilihan-pilihan itu sudah masuk ke dalam takdir itu. Sudah tergaris, tetapi manusia tidak memahami. Semua itu terkait dengan paket perjanjian manusia dengan Tuhan, termasuk di dalamnya umur.

Apakah ada orang yang menyalahi takdir, sebagaimana perkataan yang ada dalam masyarakat?

Takdir tidak pernah salah.

Sebagian ulama mengatakan bahwa umur bisa diperpanjang, atau kita bisa negosiasi dengan Tuhan tentang umur, kalau dirasa umur kita habis sementara tugas di dunia belum selesai, maka masih bisa mengajukan perpanjangan, bagaimana menurutmu?

Bisa, tetapi itu melalui proses yang panjang, dan sangat rumit, tidak semua orang bisa menyelesaikan tahapan itu. Tetapi ada orang yang mampu, tentu dengan keilmuan tertentu. Untuk seperti itu, harus membangkitkan jiwa asalinya, melakukan usaha dalam takdir. Orang yang bisa seperti itu biasanya telah mencapai maqam tertentu, biasanya mempunyai power melebihi wali. tidak semua orang.

Kalau takdirnya tidak bisa diperpanjang bagaimana?

Ya berserah diri saja, menerima apa adanya.

Apakah doa bisa memperpanjang umur?

Tidak cukup, harus ada usaha.

Nabi, yang disebut dengan wali itu apa?

Wali itu orang yang mempunyai keilmuan tinggi, bukan hanya tentang ilmu kanuragan, tetapi ilmu kehidupan dengan baik yang sangat tinggi. Ciri utama wali adalah orangnya cerdas dan konsisten, serta mempunyai kepedulian yang tinggi atas kehidupan yang baik.
Tidak semua wali mampu memohon perpanjangan umur.

Nabi, seberapa mungkin orang bisa meminta perpanjangan umur?

Bisa berkali-kali, tetapi tergantung Tuhan mau menyetujui apa tidak. Kalau tidak disetujui ya berarti hidup di dunianya sudah berakhir, berganti dengan kehidupan setelah kematian.

Dialog dengan Nabi Muhammad tentang Alif Lam Mim

Nabi, mengapa di dalam al Qur’an ada ayat yang sulit dipahami, seperti alif lam mim, yaa sin, ali lam ra, tho ha, dan sebagainya?

Itu merupakan ilmu murni dari Allah secara langsung yang harus difilter agar maknanya tidak terpengaruh.

Kenapa seperti itu, bukankah apa yang dari Allah pasti akan diikuti oleh makhluknya?

Ilmu ini faedahnya sangat besar. Sejauh ini belum ada orang yang dapat mengilmukannya secara tetap. Ayat-ayat itu dapat dikatakan sebagai prototype keilmuan, bakal ilmu, dasar dari ilmu-ilmu. Nabi sendiri belum ada yang mengilmukannya secara tetap. Termasuk aku sendiri, ada yang belum dapat aku pahami dari ayat-ayat itu.

Menurut nabi Yusuf, katanya semua nabi sudah mengetahui makna dari ayat-ayat seperti itu?

Betul, semua nabi sudah mengetahui maknanya. Tetap semua nabi belum mengetahui bagaimana cara mengaplikasi arti dan makna ayat-ayat itu bagi kehidupan manusia di dunia. Ini yang belum bisa dipahami.

Apakah mungkin itu akan terbuka?

Sepertinya tidak mungkin. Kalau ada satu orang saja yang memahami ayat-ayat tersebut secara pasti, termasuk aplikasinya, dunia pasti akan geger, kisruh.

Kisruh karena apa?

Karena banyak yang menentang dia dan banyak pula yang mendukung karena telah belajar darinya. Ini yang berpotensi kisruh. Karena di situ ada konflik.

Sebenarnya, ayat-ayat seperti itu berupa singkatan atau sudah ayat utuh?

Itu adalah suatu kata yang mempunyai makna sangat luas, melebihi luasnya samudra, alam raya ini. Sangat luas. Semua ayat-ayat itu karakternya seperti itu.

Terkait dengan alif lam mim, ada yang memaknai itu sebagai simbol dari Allah, Jibril dan Muhammad. Apakah betul seperti itu?

Bukan, bukan itu. Itu hanya perkiraan pemahaman orang saja. Yang jelas ayat-ayat itu ada kaitannya dengan kehidupan manusia.

Bisa nggak alif lam mim itu diartikan sebagai alam?

Tidak bisa. Perlu anda ingat ya, kalau ada satu orang saja yang memahami makna itu, akan terjadi konflik. Maka, maaf aku tidak bisa membocorkannya. Tidak perlu dibahas lagi.

Dialog dengan Nabi Muhammad tentang Nabi Terakhir

Nabi, aku ingin mendapat konfirmasi langsung darimu tentang nabiya ba’dah (nabi terakhir). Apakah betul bahwa engkau adalah nabi yang terakhir?

Iya, aku orang yang terakhir menerima wahyu kenabian. Oleh karena itu aku disebut sebagai nabi yang terakhir. Ini bukan berarti bahwa ilmu akan berhenti sampai di sini. Orang yang mempunyai ilmu seperti nabi masih terus berlanjut. Hanya saja mereka tidak mendapatkan wahyu kenabian, maka tidak disebut sebagai nabi.

Apakah memang ada penegasan bahwa engkau adalah nabi yang terakhir?

Persaksian di dalam Injil sebenarnya sudah diungkap. Di Dalam Al Qur’an juga ada penegasan tentang itu. Begitu juga persaksian para malaikat bahwa Muhammad adalah nabi terakhir.

Bagaimana bentuk persaksian para malaikat itu?

Para malaikat itu mengakui bahwa Muhammad adalah nabi terakhir. Persaksian para malaikat itu terjadi ketika usiaku 52 tahun. Persaksian itu dihadapkan langsung kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Persaksiannya di hadapan Tuhan.

Mengapa mereka para malaikat bersaksi, apakah atas inisiatifnya sendiri ataukah berdasarkan perintah Allah?

Mereka bersaksi atas perintah Allah sebagai bagian dari takdir dunia.

Sebenarnya nabi itu apa?

Nabi itu adalah orang-orang terpilih untuk mendapatkan wahyu kenabian. Nabi mendapatkan tugas untuk menjalankan syari’at dan menyebarkannya.

Apakah para wali yang menyebarkan agama juga bisa disebut sebagai nabi?

Bisa saja sepanjang ia mendapatkan wahyu kenabian. Kalau tidak mendapatkan wahyu kenabian sebaiknya disebut sebagai wali saja. Karena letak pembedanya berada pada wahyu tentang kenaban itu.

Bentuk wahyu kenabian itu seperti apa?

Wahyu kenabian itu diikuti firman Allah pada saat wahyu kenabian itu diterimakan. Ada pernyataan Allah yang menyatakan bahwa orang tersebut telah diangkat sebagai nabi.

Ada istilah nabi juga ada istilah Rasul. Apa beda keduanya?

Sama saja, nabi sama dengan rasul. Itu hanya istilah yang berbeda. Substansi dan maknanya sama.

Ada yang berpendapat bahwa nabi adalah orang yang mendapatkan wahyu untuk kepentingan dirinya sendiri sedangkan rasul itu diperintahkan untuk menyebarkannya kepada orang lain. Bagaimana pedapatmu ya nabi?

Sama saja. Semua nabi itu menyebarkan apa yang diterima dari Allah kepada orang lain. Tidak ada nabi yang menikmati firman unuk kepentingannya sendiri, tidak menyebarkan. Itu tidak ada!

Tetapi, kenapa ada istilah nabi dan istilah rasul?

Itu karena faham ulama yang berbeda, sehingga mengartikan nabi berbeda dengan rasul.

Apakah bukan karena istilah yang ada di kitab suci sudah membedakan?

Bukan! Setiap nabi wahyunya untuk disebarkan. Meskipun penyebarannya itu kepada sedikit orang, nabi Khidir misalnya, beliau bisa disebut sebagai rasul.

Yaa nabi, sekarang ini ada sebagian umat yang mengakui bahwa Reza Ghulam Ahmad itu adalah nabi setelahmu. Kaum yang mengimaninya menyebutnya sebagai kaum Ahmadiyah, dan mengaku Islam juga. Bagaimana pendapatmu?

Dia lebih cocok disebut sebagai wali, bukan nabi. Karena dia tidak mendapatkan wahyu tentang kenabian.

Apakah semua nabi mendapatkan kitab suci atau suhuf?

Ada yang mendapatkan dan ada yang tidak. Semua ajaran Allah itu firmaniah, yang dapat berwujud dalam kitab suci, suhuf, atau firman-firman yang tak tersurat.

Apakah anda pernah ketemu dengan Reza Ghulam Ahmad?

Belum pernah ketemu. Ia belum bisa menemui nabi. Ada keilmuan yang tidak dipunyai.

Apakah anda tahu tentang permasalahan seperti itu?

Aku tahu, begitu juga nabi-nabi yang lain. Tetapi, kami para nabi tidak mempermasalahkannya. Yang penting ibadahnya tidak melenceng. Sewajarnya saja. Itu hanya khilafiah.

Bagaimana pendapatmu tentang adanya klaim kebenaran berIslam bagi sebagian umat?

Kami tidak mempermasalahkan. Yang kami inginkan dari mereka adalah beribadah dengan baik. Yang penting, dalam membaca kitab suci itu bukan keindahan suaranya, tetapi tahu maknanya.

Apakah konflik ini karena kesalahan memahami al Qur’an atau karena belum sepenuhnya memaknai al Qur’an? Apakah ini bisa dikatakan salah?

Bisa salah bisa benar. Tentang kebenaran yang asli itu telah tercantum dalam al Qur’an, ada kaitannya dengan pertanggungjawaban.