Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Jumat, 18 September 2009

Tentang Reinkarnasi

Nugroho Yunianto, 15 September 2009 bertanya:

Aq jd inget sesuatu setelah baca statusmu tentang tabir kematian. Bagaimana menurutmu reinkarnasi itu? Apakah ada? Soalnya ada temenku yg katanya sih dia itu reinkarnasi dari seorang Yunani yg meninggal sekitar 100 tahun lalu. Dia bisa menceritakan tentang kehidupan masyarakat yunani kala itu dan bisa melukis keluarga yunaninya di kehidupan lampau. Dan dia juga bisa berbahasa Yunani sejak kecil tanpa diajari. Terus terang aq penasaran banget sama hal ini. Sedang selama ini yg aq terima di agama islam tidak ada reinkarnasi.

PENGUMUMAN TERBIT BUKU

TELAH TERBIT......


Judul Buku : MENGUAK TABIR KEMATIAN ; Pengalaman Spiritual Seorang Remaja
Penulis : Argawi Kandito
Tebal : xviii + 184 hlm
Ukuran : 12 X 18 cm
ISBN : 979-8452-60-7
ISBN 13 : 978-979-8452-60-7
Cetakan : I, September 2009
Penerbit : Pustaka Pesantren Yogyakarta
Harga : Rp. 27.500,-

TIDAK jauh berbeda dengan buku pertamanya, “Berjumpa 26 Nabi; Pengalaman Spiritual Seorang Remaja” (Pustaka Pesantren, 2008), sang remaja (usia 15 tahun) ini kembali mencurahkan sebuah pengalaman ‘yang tidak remaja’; sebuah pengalaman spiritual penginderaan lintas dimensi yang karib. Perjumpaannya dengan penghuni alam kematian yang berlapis-lapis, berdialog dengan mereka, berdialog dengan arwah gentayangan, berdialog dengan jin, berdialog dengan hampir semua malaikat kecuali Munkar-Nakir.

SEBAGAI sebuah pengalaman empiris yang sifatnya sangat pribadi dan kemudian dikisahkan ke khalayak, buku ini mungkin akan sedikit mengundang pro-kontra. Akan tetapi, setidaknya kita akan mendapat ‘penyegaran lain’ melalui sensasinya yang memang menyegarkan, agar tidak mudah memicingkan mata ketika menghadapi sesuatu yang ‘berbeda’ dari pemahaman keagamaan yang terlanjur mengerak di dunia batin kita.

LEBIH tepatnya, buku ini adalah sebuah ajakan untuk kembali melakukan perenungan terhadap hidup yang kadung kita jalani, sebuah ajakan untuk memaknai kesejatian hidup dengan mengingat mati.

Penerbit LKiS

Kamis, 17 September 2009

Tentang Lalat dalam Bejana

Malam 27 Ramadhan tahun ini (1430H), aku mendapat pertanyaan dari Om Bena tentang "apabila ada alat jatuh ke dalam bejana, salah seorang di antara kamu, hendaklah ia menenggelamkannya (kemudian membuangnya), karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada satunya terdapat obat. Menurutnya, ilmu kedokteran menentang hadits tersebut. Pertanyaannya...shahihkah hadits tersebut? dan untuk obat apa?
Sebelum menjawab petanyaan di atas, saya tanya sama bapak, apakah pernah mendengar hadits tersebut? Bapak menjawab...suatu hari makan bersama dengan kawannya, dan di dalam minuman es degan kawannya itu dimasuki lalat yang kemudian tidak bisa terbang keluar lagi. oleh kawan bapak, lalat itu didorong masuk ke dalam minuman itu, dan lalatnya kemudian dibuang, setelah itu minuman itu diminum. Alhamdulillah...setelah kejadian itu tidak pernah terdengar mengalami sakit akibat lalat itu.
Pada dasarnya saya baru mendengar tentang hal itu. Untuk dapat menjawab itu, maka saya berdialog dengan Nabi Muhammad SAW. dalam dialog itu saya mendapatkan jawaban bahwa..dalam memahami hadits bisa dengan banyak cara. Ada hadits yang telah jelas menunjukkan maknanya, dan ada hadits yang bersifat metafora atau kiasan. Tentang hadits di atas bisa dimetaforakan ke dalam ilmu-ilmu lain, seperti ilmu politik, ilmu ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Saya diberikan contoh metaforanya seperti ini: Misalnya ada orang jahat bergabung dalam organisasimu, janganlah ditolak, tetapi ajaklah ia masuk, bimbinglah dengan ketulusan hingga ia menemukan kebenaran, setelah ia menyadari perlunya berbuat benar, berilah kesempatan padanya untuk menyebarkan kebenaran di tempat lain.
Demikianlah Om Bena, dan para pembaca yang budiman. Tentu saja wallohu 'aam bish showab.

Minggu, 23 Agustus 2009

Pesan Syeh Pandrik

  • 1. Malam ke dua Ramadhan, pemantauan kosmos menunjukkan perubahan tanda-tanda adanya semangat baru untuk solidarity dan berbagi kebahagiaan. Semoga perubahan ini terus terjadi, agar dunia menjadi semakin memancarkan aura harmonisasi.
  • 2. Mari kita tingkatkan keimanan kita kepada Allah SWT.
  • 3. Selama bulan Ramadhan, mari kita wiridkan QS Al-Fatihah, Ayat Kursi, Al-Ikhlas, Al-Qadar, sebanyak mungkin, minimal masing-masing 33 kali. Semoga, kita termasuk yang terpilih mendapatkan wahyu lailatul qadar, dan senantiasa mendapatkan ridhlo Allah SWT dalam menjalani hidup ini.

laa haula wa laa quwwata ila billahil aliyyil adzim.

Kamis, 30 Juli 2009

Kisah Deneq Wirabangse

Deneq Wirabangse yang dikenal di Sasak-Lombok, berasal dari Jawa Timur. Ia bernama asli Danang Wirabangsa. Kepergiannya dari Jawa Timur hingga bermukim di Lombok, terkait dengan habisnya masa kejayaan Majapahit, sehubungan dengan peralihan menjadi Kerajaan Islam Demak Bintoro.
Wirabangse ini adalah seorang politisi sisa-sisa Majapahit. Ia mengelana dengan membawa bekal sebuah kitab politik yang dia sendiri tidak tahu siapa penulisnya. Berbekal kitab itu, Wirabangse mendakwahkan dari desa ke desa, menyusuri pantai utara jawa Timur hingga ke Bali melalui pantai utara, dan terakhir di Lombok.
Perjalanan Wirabangse dimulai sejak berusia 20 tahun. Sesampai di Bali, di Perkampungan Muslim yang terletak di pantai utara Bali, ia pernah singgah, dan kemudian mempelajari Islam denganSyeh Abdurrahman. Tetapi, ilmu keislamannya belum cukup matang. Umur 23 tahun ia mengembara ke pulau Lombok. Dia menemui suatu suku yang kala itu belum ada pemerintahan. Di sana ia mendakwahkan ajaran politik yang sumber referensi utamanya dari pengalaman dia dan dari buku yang dibawanya itu. Di lombok, ia bermukim di bagian timur kota Lombok. Dia menyebutnya sebagai kotaraja. Di sana ia mempunya murid yang setia, yaitu Deneng Sumawang. Orang ini yang meneruskan ajaran dari Wirabangse.
Meskipun menyebarkan ajaran politik, Wirabangse tidak mengaplikasikan politik. Dia sendiri tidak mewujudkannya menjadi institusi politik. Terbentuknya institusi politik di Lombok jauh setelah kehadiran Wirabangse, kira-kira 50 tahun kemudian.
Wirabangse diambil menantu oleh pengusaha Jawa Timur yang tinggal di pulau Lombok itu, dinikahkan dengan puterinya yang bernama Nyai Inten. Dari perkawinannya itu mempunyai satu anak yang bernama Surabangse. Sayangnya, keluarganya ditinggalnya mati pada usia 28 tahun.
Wirabangse sangat populer di lombok ketika itu, selain dari ajaran dan perilakunya, ia bisa menyatukan berbagai suku yang tinggal di Lombok yang terdiri dari suku Timor, Sasak, Bugis, Jawa, juga Madura. Ketokohan Wirabangse juga didukung oleh ciria pakaiannya yang lain dari orang-oang lain. Ia berpakaian rapi dengan ciri warna pakaiannya yang kuning dan ungu. Lengkap seperti pakaian adat Sasak saat ini.

Selasa, 21 Juli 2009

SUKU SASAK dan DENEQ WIRABANGSE

Tadi Malam, (Senin, 21 Juli 2009) Seseorang dari Lombok, mengaku bernama Hasan dan bersuku Sasak, bertanya kepadaku tentang legenda Suku Sasak yang mempunyai tokoh bernama Deneq Wirabangse. Ia menanyakan siapa sebenarnya Wirabangse ini. Karena, dalam ceritera tutur ada, namun referensi yang memadai tidak ditemukan. Sebagai anak muda Sasak, Bung Hasan ingin mengerti siapa sebenanya tokoh itu.
Anehnya, yang ditanyain justru saya, yang suku Jawa, dan usianya lebih muda....ada-ada saja Bung Hasan ini...he he he...
Alasan Bung Hasan bertanya dengan saya, karena ia membaca dan mengikuti ceritera yang saya lacak menggunakan metode spiritual, tentang Sejarah Babad Mataram, yang ceritera itu telah dituliskan oleh Bapak, bahkan sudah pernah dipentaskan dalam gelar Sendratari, dan Kethoprak, yang diselenggarakan oleh om Zastrouw dan Om Jadul. Itulah yang menjadi pertimbangan Bung Hasan Bertanya...
Bung Hasan....
dari penginderaanku, suku Sasak itu terbentuk sekitar tahun 956. Awalnya adalah komuni dari Bugis yang berlayar hingga mencapai Lombok. Di Sana mereka kemudian bertempat tinggal. Dalam perjalanan sejarahnya, mereka ini kemudian berasimilasi dengan orang suku Timor. Perbauran nitu kemudian menghasilkan suku Sasak (yang kita kenal sekarang ini). Sasak sendiri pada waktu itu merupakan daerah Kadipaten, yang berafiliasi dengan pemerintahan Raja Bali. Sasak tidak memiliki keunggulan yang signifikan. Ia merupakan daerah yang tergolong tandus, daerahnya ditumbuhi ilalang. aka daerah itu disebut dengan Sasak, yang artinya Ilalang.
Perihal Deneq Wirabangse, beliau ini aslinya berasal dari Jawa Timur, yang sedang melanglang buana. Di Sasak, beliau kemudian berbaur dan diterima dengan baik oleh komunitas itu, sehingga nama dan kebaikannya menjadi sangat terkenal di seantero Sasak. Keberadaannya memberikan rasa aman komuni Sasak.
Deneq Wirabangse ini sendiri lebih awal dibanding Selaparang, atau berdirinya kerajaan Selaparang, yang baru berdiri sekitar tahun 1700an.
Tentu masih banyak informasi yang bisa dieksplorasi terkait hal ini. Untuk jawaban awal kepada Bung Hasan, saya ucapkan selamat mencicipi.

Minggu, 12 Juli 2009

Menolong Anak Sakit Usus Buntu Tidak Jadi di Operasi

Bulan Mei 2008. Jam empat pagi bapakku ditelepon oleh kawannya di Jogja, kawannya itu bilang bahwa sekarang ia sedang di rumah sakit mengantar anaknya yang sakit tiba-tiba. Badannya panas dan mengalami kesakitan yang luar biasa. Di rumah sakit itu, anaknya si om tadi di periksa oleh dokter jaga, dan kemudian dimasukkan dalam unit gawat darurat. Hasil diagnosa dokter mengatakan bahwa anaknya itu mengalami peradangan di usus buntu. Satu-satunya solusi yang terbaik adalah dioperasi untuk pembuangan usus buntu itu.
Mendengar keterangan dokter, si om gemetar juga, kaget. Karena memang tidak terpikirkan sebelumnya. Isterinya di rumah mengurus dua anaknya, adiknya si pasien, yang masih kecil-kecil (4 & 2 th). Setelah menceriterakan keadaan seperti itu kepada bapak, bapak menyuruhku untuk mendeteksi. Dalam pendeteksian itu saya melihat dengan sangat jelas jelas ada peradangan di usus buntu anak tadi. Hanya saja, peradangannya belum sempat menyentuh saraf inti. Pada kondisi seperti itu, saya berpendapan bahwa tidak di buang tidak apa-apa. "Om..tidak perlu operasi...om cari resepnya segera...dan minumkan...insyaallah akan mereda sakitnya..dan sembuh".
Si Oom tadi akhirnya membawa pulang anaknya, dan mengobatinya sendiri. Ternyata...betul juga...setelah ramuan dari resep tadi diminumkan..anaknya terus tidur pulas. Jam sembilan pagi berangsur menurun panasnya..dan anak itu bisa bermain lagi dengan adik-adiknya. Perkembangannya terus saya pantau, baik dengan jarak jauh ataupun dekat...perkembangan hari per hari saya laporkan kepada si om...dan tante...pantangan-pantangan agar dihindari...alhamdulillah...setelah tiga minggu, penyakitnya dapat saya katakan sembuh seratus persen...alhamdulillah..hingga sekarang tidak pernah kumat lagi.
Subhanallah.

Menolong Orang Tidak Jadi Cuci Darah

Sekitar tiga bulan yang lalu, Maret 2009, datang seorang lelaki setengah baya dengan adiknya datang ke rumahku. Dengan wajah sedih dan kelihatan capek ia mengeluh kepadaku, menceriterakan keadaan isterinya yang sedang terkapar sakit di rumah sakit di kota Solo. Wajah kebingungan dan ketakutan begitu tampak jelas, ketika ia bilang bahwa menurut dokter, isterinya harus cuci darah sehubungan dengan sakit ginjal yang dideritanya. Jalan yang paling baik menurut dokter cuci darah.
Kondisi isterinya saat itu, perutnya membesar, nafasnya agak terasa sesak, dan kedua kakinya bengkak besar sekali, dari atas hingga ke bawah. Dia bilang, maaf, seperti kaki gajah. kakinya mengkilat.
Dari rumah, aku mendeteksi keadaan isterinya yang sedang sakit di rumah sakit. Saya lihat bahwa, betul ibu itu ada gangguan di ginjalnya seperti apa yang dikatakan dokter rumah sakit. Ada pembengkakan ginjal dan ada peradangan. Maka, wajar saja kalau dokter menyarankan untuk operasi atau cuci darah. Namun, setelah saya deteksi dan saya komunikasi dengan penyakitnya itu, penyakitnya bilang tidak perlu cuci darah. Tetapi dapat diatasi dengan ramuan tertentu, yang harus dikonsumsi secara rutin.
Setelah melakukan pendeteksian atas penyakit itu, saya cerita kepada suaminya bahwa kondisinya memang ada gangguan di ginjal, sebagaimana diceritakan oleh dokter. Tetapi tidak harus operasi karena dapat digantikan dengan resep tertentu. Tentu saja, untuk pengambilan keputusan itu tergantung pada pasiennya. "pak, berani nggak bapak untuk tidak cuci darah, tetapi menggantinya dengan resep saya?" tanya saya kepada bapak itu. Sejenak bapak itu berfikir. "berani mas...ada beberapa pertimbangan yang membuat saya berani. yang pertama, hasil deteksi anda ternyata sesuai dengan dokter. Kedua, kami juga tidak punya biaya untuk membiayai isteriku...(ia sambil terisak menangis)...sampai anakku saja tidak sekolah mas...kami ini hanya pedagang gorengan yang kecil, mas..saya mohon bantuan dan doanya mas...". jawab bapak itu. sayapun menyarankan agar resep dikonsumsi rutin.
(Anda, pembaca tentu pengin tahu resepnya...? resepnya hanyalah apa yang mudah ditemui di bumbu dapur, tanaman sekitar rumah. Nyaris tanpa biaya. Pengobatan yang murah, meriah, dan asyiknya...bisa bikin sendiri...)
Si bapak tadi akhirnya betul tidak mengijinkan cuci darah, tetapi menggantinya dengan resep tadi. Isterinya diminta pulang paksa dari rumah sakit. Obat dari rumah sakit tidak ditebusnya. Setelah mengkonsumsi resep itu, hingga dua minggu, ia merasa tidak merasakan sakit, dan kondisinya pulih, hanya saja masih ada keluhan di sesak nafas, dan sesekali terasa kembung di perutnya. uga bengkaknya belum berkurang. Bapak ini rajin konsultasi, dan saya juga menjadi rajin memantau.
Minggu ketiga, isteri dan anaknya diajak ke rumahku. Alhamdulillah....bengkaknya sudah hilang..menjadi kondisi kaki normal. Sesak nafasnya masih ada, namun rasa kembung sudah tidak ada lagi. Sebetulnya, dalam kurun dua minggu ke tiga minggu ini, ibu itu ragu dengan pengobatanku itu..sehingga ia ingin check up di rumah sakit yang lain. Di rumah sakit itu, ibu itu juga di suruh cuci darah. Dia cerita kepada saya, pas pada pertemuan pada minggu yang ketiga itu, dia ragu dengan jawaban rumah sakit. Karena, yang dia keluhkan sekarang hanya sesak nafas..kok tetap disuruh cuci darah. Selidik punya selidik..yang dianalisis adalah data dari rumah sakit lama, dan sebab keluarnya yang pulang paksa itu.
Alhamdulillah, setelah sebulann setengah..ibu itu sudah dalam kondisi yang normal, sembuh total.
Subhanalla walhamdulillah wa laa ilahailallah muhammaddarasulullah. laaa haula wa laa quwwata ila bilahil aliyyil adzim. Wallohu'alam bishshowab.

Menyembuhkan orang sakit Maag Kronis

Setahun lalu, datang suami isteri yang mempunyai anak satu berusia 10 tahun. Sang ibu ini dengan wajah pucat pasi duduk dengan sangat lemas di kursi tamuku. tak bertenaga, lemas betul. Aku sangat kasihan. Suaminya menceriterakan keluhannya isterinya itu. Ternyata sakit itu telah dialami selama sepuluh tahun, dimulai saat ngidam waktu hamil anaknya itu. Ia mengaku telah tiga kali keluar masuk rumah sakit. Berkali-kali ke pengobatan alternatif. Bermacam pula cerita yang disampaikan, terutama tentang cara pengobatan yang dilakukan orang-orang yang didatangi.
Ia pertama bertanya padaku, " mas....apakah ada orang yang menyalaghi kami? kalau tidak kenapa sakit isteriku kok tidak kunjung sembuh? beberapa tabib (atau dukun) bilang sumber penyakitnya dari tenung, mas...Pernah suatu saat di suatu tabib..dari perut isteriku keluar rambutnya, pengobatan berikutnya pernah pula keluar paku..pernah juga keluar gabah..yang terakhir keluar silet...tapi kok tidak sembuh. Sakitnya berkurang saat di rumah tabib itu, tapi setelah pulang sakit lagi. Mas...untuk berobat itu, kami sampai menjual tanah warisan..itung-itung selama sepuluh tahun itu habis kira-kira Rp. 120 juta. Padahal kerjaku cuman loper plastik mas...dari pasar ke pasar...sampai aku tidak jenak bekerja, karena ketika mau berangkat isteriku berwajah kesakitan dan memelas. Tetapi kalau aku tidak berangkat kerja..lantas makan apa?"
Aku sangat terenyuh...luar biasa...akhirnya aku deteksi, dan ternyata betul..lambungnya mengalami sariawan dan asam lambungnya tinggi sekali. Terus aku mintakan resepnya, dan dapat. Kondisi sakitnya dan resepnya saya berikan kepadanya, termasuk pelacakan riwayat sakit dan pengobatannya. Saya bilang..tidak pernah ada orang yang mengirim tenung kepada anda. Yang ada hanyalah maag kronis. Resep saya suruh mengkonsumsinya dengan disiplin sampai penyakit itu betul-betul tuntas.
Alhamdulillah..tiga hari kemudian mereka datang lagi menceriterakan bahwa sudah merasa sembuh..indikasinya ia bisa tidur dan untuk makan sudah enakan. Tapi saya bilang belum apa-apa...itu baru 20%. Mereka saya suruh melanjutkan resep tadi. Namun saran saya ini diabaikan. Ia mulai tidak disiplin..ia tidak meneruskan resepnya. Pada hari kelima, atau dua hari berikutnya...ibu itu muntah lagi...justru rasa perih diperutnya terasa lebih perih.. tapi ia tidak bilang kepadaku..cerita itu baru saya peroleh setelah dua minggu dari pertemuanku yang pertama merekla datang lagi ke tempatku, dengan menceriterakan kepadaku. Muntahnya pada hari kelima itu ternyata karena ia mengikuti saran dari tetangga-tetangganya agar memakan daun binahong. Setelah makan daun itu..bukannya tambah sembuh..tapi tambah parah..
Saya kemudian bilang kepada dia...mbak..anda kesini bilang minta tolong carikan obatnya. Saya sudah mencarikannya sebagaimana kemampuanku..tapi anda tidak disiplin sendiri..anda yang melanggarnya sendiri..kan saya bilang belum sembuh..baru 20%..itu juga baru tiga hari...lha wong sakitnya anda saja sudah 10 tahun lebih kok mau minta sembuh dalam tiga hari...ini bagaimana...? kalau anda disiplin dengan resep tadi...saya yakin dalam waktu tiga minggu akan dapat sembuh tuntas. Tapi, tentu kalau anda disiplin. Kalau tidak..ya. jangan menghayalkan bisa sembuh...ingat mbak..yang merasakan sakit itu anda..bukan saya..saya mendoakan anda sembuh..tapi kalau anda nggak mau sembuh...ya..itu salah anda....
Akhirnya, mereka berjanji akan disiplin dengan resep itu. Dan betul...tiga minggu kemudian, hasil deteksi saya menunjukkan kesembuhan 100%. alhamdulillah...pada kedatangan mereka yang terakhir itu, badan si ibu sudah sangat sehat...badannya sudah gemuk.. Alhamdulillah...subhanallah.

Menyembuhkan Orang Sakit Batu Empedu

Saat itu, aku kelas 1 SMP. Datang kepadaku pasangan suami istri yang sudah pensiun. Mengakunya yang pria berusia 65 tahun, dan yang perempuan berusia 62 tahun. Mereka mengeluh sedang sakit di diafragma kiri. Perutnya merasa sebah, dan tenaganya merasa berkurang jauh. Kedatangannya ke rumahku itu setelah 3 hari keluar dari rumah sakit yang telah merawatnya 2 minggu.
Waktu itu beliau hanya mengeluh sakitnya itu, tanpa memberitahu hasil pemeriksaan rumah sakit. Setelah saya melakukan penerawangan atas sakitnya, saya melihat ada keganjilan di empedunya. Jelasnya, sakitnya itu dikarenakan batu empedu. Setelah batu empedu itu saya ajak berkomunikasi, saya diberitahu resepnya dan cara pengobatannya. Kondisi yang ada dan resep kemudian saya sampaikan kepada pasien itu (yang sakit itu yang perempuan).
Setelah mendengar apa yang saya sampaikan, mereka secara saling melengkapi penjelasan, mengatakan bahwa apa yang saya deteksi itu sama dengan diagnosa dokter. Dokter bahkan hendak melakukan operasi, tetapi kadar gula darah ibu itu tinggi. Sehingga tidak jadi operasi. Maka ibu itu meminta pulang paksa dari rumah sakit.
Setelah gula darahnya saya deteksi, terlihat bahwa gula darahnya mencapai angka 360. Langkah yang saya lakukan adalah mengobati batu empedunya dulu dengan resep yang saya sampaikan tadi. Karena ibu ini disiplin seperti apa yang saya sarankan, alhamdulillah dalam waktu 3 minggu sudah dapat dikatakan sembuh. Tapi tetap saya sarankan untuk meneruskan resepnya hingga minggu ke empat. Setelah minggu keempat tadi, baru diabetesnya saya turunkan dengan resep juga, akhirnya dalam waktu dua minggu, kondisi gula darahnya bisa turun menjadi kisaran antara 160-180. Perlahan-lahan ibu itu menjadi segar kembali.
Alhamdulillah, apa yang Allah berikan kepadaku telah dapat meringankan beban penderitaan orang lain. Alhamdulillahhi robbil 'alamin, laa haula wa laa quwwata illa billahil aliyyil adziim.
Subhanallah.

Minggu, 07 Juni 2009

Hidup Berjuang, Matipun Berjuang

"Hidup adalah perjuangan" itu motto sebagian orang yang sering saya dengar. Dari motto itu saya mengartikannya perjuangan itu hanya terbatas pada saat menjalamni hidup di dunia, dan perjuangan itu akan berakhir setelah mati. Mugkin pengertian saya yang sempit itu sama dengan pengertian dari beberapa orang.

Pengertian sempit..memang demikia..karena perjuangan sejatinya tetap berlangsung meskipun manusia itu telah mati. Kematian hanyalah batas antara dunia dan akhirat. di akhirat atau alam setelah mati, manusia tetap hidup dan tetap berjuang.

Perjuangan manusia di dunia relatif luas, berjuang demi kelangsugan hidup, demi tercapainya cita-cita, demi martabat, demi hari akhir untuk kembali kepada Tuhan dengan Selamat, dan demi apa-apa lainnya. Perjuangan di alam setelah kematian adalah untuk peningkatan martabat agar menjadi lebih dekat dengan Tuhan, dan dimuliakan di tempat yang terindah. Di dunia manusia berdoa, di alam sana juga manusia seantriasa berdoa. Jangan dikira berdoa hanya di dunia saja.

Perjuangan di alam setelah kematian justru sangat berat, karena tidak ada balasa yang memperhitungkan amal yang diperbuat di sana. Kalaupun ada perhitngan, pahalanya jauh lebih banyak jika itu dilakukan di dunia. Meskipun di alam akhirat adalah alam abstrak, tetapi untuk berjumpa dengan Tuhan lebih mudah di dunia. Maka, wajar saja jika alam akhirat diartikan oleh sebagian orang sebagai alam konsekuensi, alam balasan dari perilaku di dunia.
Untuk itu, marilah kita perbanyak kebaikan di dunia... agar kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan kita. Wallohu'alam bishshowab.

Jumat, 29 Mei 2009

Syeh Siti Jenar dan Peran Politiknya

Masa muda Syeh Siti Jenar dialaminya di Cirebon, karena beliau dilahirkan di daerah itu. Ketika masa remajanya berlalu, maka ia pun mengembara mencari pemahaman ilmu agama hingga ke Demak. Pada saat itu, keraton Demak Bintoro dipimpin oleh rajanya yang bernaama Pati Unus. Sueh Siti Jenar berjumpa para wali yang mengajari ilmu agama kepadanya, yang kemudian memberikan kesempatan kepadanya untuk mengajarkan apa yang dipahaminya itu kepada santri-santri muda di Demak. Wali-wali yang menjadi guru Syeh Siti Jenar itu adalah Syeh Maulana Maghribi dan Syeh Maulan Malik Ibrahim (Sunan Gresik). Dalam perjalanan meniti ilmu agama itu, beliaupun bertemu dengan Sunan Bonang, namun hanya sebentar saja.

Pergaulannya Syeh Siti Jenar di Demak termasuk sangat luas. Ia akrab dengan para wali, para petinggi pemerintahan Demak (bahkan rajanya sendiri sangat akrab dengan beliau), juga para pedagang yang berasal dari negeri semenanjung Arab, seperti Persia, Yaman, juga para pedagang Gujarat, dan sebagainya. Pergaulan yang luas ini semakin meningkatkan pengetahuannya karena banyaknya informasi yang dicerap dari pergaulannya itu. Informasi yang sangat menarik perhatiannya adalah ceritera tentang kearifan sufistik dan juga kelebihan-kelebihan atau karomah-karomah yang berkaitan dengan para sufi. Ketertarikannya itu membawanya menyeberang hingga ke Bagdad, melalui Demak.

Syeh Siti Jenar berangkat ke Bagdad sendirian melalui Demak. Jalur itu dipilihnya karena Demak ketika itu memiliki pelabuhan besar yang menghubungkan jalur-jalur internasional. Selain itu, memang beliau saat itu berada dan tinggal di Demak. Sesampainya di Bagdad, Syeh Siti Jenar justru tidak mempelajari praktek tarekat, namun menyibukkan diri mempelajari pustaka-pustaka keagamaan yang tersedia di perpustakaan kota Bagdad yang berjumlah sangat banyak dan tertata rapi. Ia bahkan sempat membaca mushab asli al-Qur'an yang di simpanh di perpustakaan itu. Tulisan-tulisan al-Halaj juga dipelajari, begitu pula tulisan dari Syeh Abdul Qodir Jailani.

Meskipun ia telah mempelajari ilmu-ilmu yang ada pada berbagai literatur itu, namun ia tidak tertarik mengembangkan sesuai dengan literatur itu. Alasannya adalah, ajaran seperti al Halaj, misalnya, tidak sesuai dengan kultur Jawa yang telah dikenalnya. ajaran al-Halaj menurutnya terlalu keras, dan itu tidak baik bagi masyarakat Jawa. Akhirnya ia meramu sendiri sesuai dengan pemikiran dan pemahamannya, menjadi ajaran sendiri yang disesuaikan dengan kultur Jawa. Ajaran ini dikemasnya dalam tafsir al Ikhlas, yang dikembangkan melalui dakwahnya, yang intinya adalah ketauhidan. Ketauhidan yang diajarkan menenkankan pada penyatuan antara pengetahuan dan tindakan, tidak hanya sebatas pemahaman belaka. Pencapaian puncak pendakian ketauhidan inilah yang dituju, yang dinamainya dengan sebutan manunggaling kawulo gusti.

Dalam proses pengajaran ajarannya itu, Syeh Siti Jenar akhirnya berbenturan dengan para wali, yang tidak sepakat dengan cara-cara penyampaiannya. Para wali umumnya memaklumi inti ajarannya, hanya saja tidak setuju dengan cara penyampaiannya yang secara vulgar dan menggeneralisir, tanpa memandang kesiapan mental dan pemahaman dari anak didiknya. Para wali lebvih menginginkan agar Syeh Siti Jenar menyebarkan ilmu itu secara khusus dengan memperhitungkan kadar pengetahuan dan keimanannya agar tidak dicerna mentah dan kemudian menyesatkan. Pendapat para wali ini tidak disepahami. Syeh Siti Jenar kukuh pada pendapatnya bahwa semua orang berhak mendapat pengajaran yang sama, baik materi maupun caranya. Karena pengetahuan itu adalah hak siapa saja.

Keteguhan Syeh Siti Jenar ini kemudian mendapat serangan yang sama dari kaum pendatang dari Yaman, yang ketika itu selain berdagang juga menyebarklan agama Islam. Orang-orang dari Yaman pada waktu itu bersikeras untuk melakukan pemurnian Islam seperti apa yang terjadi di negerinya sana. Upaya pemurnian ini dilakukan secara gebyah uyah tanpa memperhatikan kondisi sosial dan budaya setempat. Akhirnya, orang-orang Yaman ini selain berbenturan dengan Syeh Siti Jenar, juga berbenturan dengan para wali dan para petinggi kerajaan Demak Bintoro, yang secara perlahan dan sabar menyebarkan Islam melalui pendekatan budaya. Benturan-benturan ini sempat menimbulkan terhentinya perputaran roda perekonomian, karena orang Yaman, yang ketika itu memonopoli jalur perdagangan internasional, melakukan embargo ekonomi. Namun demikian, ketika itu, Trenggono, seorang raja baru di negeri Demak mengambil kebijaksanaan dengan cepat dan tepat, sehingga perputaran roda perekonomian berjalan kembali, dan akibat politiknya itu, orang-orang Yaman yang beraliran keras meninggalkan Demak, kembali ke Malaka dan Gujarat, bahkan kampung halamannnya. Meskipun tidak didahului dengan peperangan.

(kisahnya akan bersambung.....selamat membaca....)

Selasa, 10 Maret 2009

JALASUTERA

Jalasutera, adalah nama yang diberikan oleh Sunan Kalijaga kepada jaringan ulama yang dibentuknya, dalam rangka menyukseskan misi pembangunan Benteng Peradaban dan Benteng Kedaulatan, ketika eksistensi Demak Bintoro mulai terancam oleh sepak terjang Portugis di Malaka.

Jalasutera atau Jaringan Ulama lintas selatan Pulau Jawa ini dibentuk setelah Sunan Kalijaga terinspirasi jaring laba-laba. Ulama-ulama yang menjadi anggota jaringan ini, pada awalnya hanya terbatas pada ulama-ulama yang bergelar Sunan ataupun Kiageng, yang cukup ternama, berada di jalur lintasan Demak hingga Hutan Mentaok, ditambah dengan politikus-politikus Kerajaan Demak Bintoro, khususnya yang ada di Kadipaten Pajang. Beberapa nama yang termasuk dalam Jalasutera pada tahap awal, antara lain: Sunan Bayat, Sunan Panggung, Ki Ageng Jejer, Sunan Geseng, Bupati Brang Wetan, Ki Ageng Pemanahan, Ki Ageng Giring. Pada tahap berikutnya menyusul nama-nama seperti: Ki Ageng Majasto, Ki Ageng Banyubiru, Ki Ageng Lengking, Ki Ageng Selo, dan sebagainya.

Jaring Jalasutera ini diaktifkan pada tahun 1569, ketika Sunan Kalijaga melakukan ekspedisi rahasia, untuk mencari lokasi yang cocok untuk pendirian Benteng Peradaban dan Benteng Kedaulatan. Ekspedisi ke Selatan ini, ke Hutan Mentaok, merupakan salah satu dari tiga ekspedisi rahasia lainnya, yaitu ke Cirebon, dan Ke Tuban. Misi ini disebut misi rahasia, karena ini merupakan kebijakan Keraton Demak Bintoro, dengan raja Sultan Trenggono, yang hendak menyiasati atau mengamankan peradaban Islam yang masih tergolong awal.

Untuk ekspedisi-ekspedisi berikutnya, arah bagian selatan diserahkan kepada Ki Ageng Pemanahan sebagai pemimpinnya, ke arah barat ditunjuklah Sunan Gunungjati, dan ke timur Sunan Prawoto, yaitu putra mahkota kerajaan Demak Bintoro, yang kelak menggantikan Sultan Trenggono setelah wafat. Ketiga misi ini masih tetap menjadi misteri atau rahasia hingga kini, bahwa keinginan Sultan Trenggono dan Sunan Kalijaga untuk membentuk embrio yang akan melahirkan keraton-keraton baru. Dari ketiga ekspedisi itu, ekspedisi ke timur telah mengalami kegagalan pada masa awal. Kegagalan ini karena, pengemban tugasnya kurang matang dalam berpolitik. Misi ke selatan berhasil diwujudkan setelah Kerajaan Pajang mengalami keruntuhan. Misi ke Barat akhirnya berhasil, bahkan meluas hingga ke Banten, setelah mampu meyakinkan dan bekerja sama dengan Pajajaran.

Jalasutera memang lebih tepat disebut sebagai jaringan ulama, hanya saja anggotanya tidak terbatas pada ulama Islam saja. Ada Ki Ageng Mangir juga menjadi anggota jaringan itu. Demikian pula Ki Surodipo dan Ki Tejokusumo, mereka kakak beradik dan warga desa di dekat candi Payak di dekat Kaliopak, juga menjadi jaringan Jalasutera ini. Bahkan di tempat tinggal Ki Surodipo dan Ki Tejokusumo ini, kemudian didirikan posko dan tempat penginapan yang diperuntukkan bagi rombongan ekspedisi dari Demak Bintoro pada ekspedisi-ekspedisi berikutnya. Di sekitar lokasi posko penginapan itu diberi nama oleh Sunan Kalijaga dengan sebutan Desa Bintaran. Kedua kakak beradik tadi bertugas sebagai pelayan sekaligus penyuplai bahan-bahan kebutuhan untuk rombongan dari Demak Bintoro yang datang ke Bintaran. Kedua orang ini lebih dikenal sebagai penjaga tamu atau Ki Jogo Tamu.

Di dekat Bintaran juga ada desa yang mendapat perhatian penuh, yaitu Desa Yosoharjo. Desa ini letaknya sebelah barat Bintaran setelah menyeberang Kaliopak. Desa ini ketika itu bermasyarakat Hindu. Meskipun para rombongan sudah beragama Islam, namun hubungan dengan orang-orang di Yosoharjo berlangsung damai, tanpa menyinggung masalah-masalah kepercayaan. Desa ini, sekarang ini berada di Banguntapan. Pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga dan anggota rombongannya adalah melalui pendekatan budaya. Cara ini yang dilakukan juga kepada Ki Ageng Mangir yang merupakan penganut Kejawen atau Kapitayan.

Markas Jalasutera sendiri berpindah-pindah. Tempat yang paling lama sebagai markas Jalasutera adalah di Bayat. Kemudian, berpindah juga ke Gunung Panggung Piyungan. Di Gunung Panggung ini, Sunan Panggung mengajarkan Islam kepada masyarakat. Bahkan putera dari Panembahan Senopati, yaitu Raden Ronggo dan Raden Songgoriti (Raden Mas Jolang), juga belajar mengaji di pondok pesantren Sunan Panggung. Selain Sunan Panggung, di gunung Panggung ada juga ulama yang membantu Sunan Panggung, yaitu Sunan Geseng. Di sebut Sunan Geseng, karena kulitnya berwarna hitam gelap, karena beliau berasal dari Ethiopia. Beliau putera dari Khaleef, seorang pedagang yang juga murid dari Sunan Gresik. Sedangkan Sunan Panggung sendiri adalah orang asli Grobogan, murid Sunan Kalijaga. Putera dari Sunan Panggung ini yang dikenal dengan Sunan Grobogan.

Jumat, 30 Januari 2009

PENGUMUMAN

IKUTI...BEDAH BUKU "BERJUMPA 26 NABI-PENGALAMAN SPIRITUAL SEORANG REMAJA" karya ARGAWI KANDITO (SYEH PANDRIK), Sabtu, 31 Januari 2009, jam 19.00 Wib. di Gedung GRAHA WISATA, Jl. Selamet Riyadi, SOLO.

Minggu, 18 Januari 2009

Misteri di Bawah Masjid Al Aqsa

Semalam saya ditelepon oleh Kyai Jadul Maula. Beliau menanyakan ada misteri apa di bawah Masjid Al Aqsa. Kyai bilang, konon...Israel menginginkan menguasai Masjid tersebut, dengan harapan dapat melacak makam Nabi Ishak, yang konon berada di bawah masjid tersebut..begitu info yang diperolehnya. Berdasar info itu, aku ingin menceriterakan hasil penginderaanku yang telah aku lakukan beberapa waktu yang lalu...
Di bawah Masjid Al Aqsa itu, tidak terdapat makam nabi Ishak. Sesuatu yang penting yang ada di bawah masjid tersebut adalah adanya sumber air yang mempunyai kandungan mineral yang tinggi. Pusat sumber itu persis di tengah pusat masjid. Ukuran yang pas akan didapat kalau mengukurnya menggunakan konstruksi awal pembangunan masjid. Awal pembangunan masjid, konstruknya berupa bentuk cekungan setengah lingkaran, kira-kira berdiameter 6 meter. Di luar lingkaran itu ada pilar-pilar kokoh, tanpa atap. Tentu saja konstruk itu berbeda dengan kondisi saat ini.
Menurut saya, sumber itu tidak perlu dicari lagi, karena sumber utama itu telah terintegrasi dengan sumber air sumur yang digunakan saat ini.
Bangunan itu digunakan oleh Nabi Ruth untuk meredakan ketegangan yang terjadi pada mayarakat di Yerusalem, yang bersumber dari perbedaan antara mengikuti sabath atau meninggalkannya. Mesjid itu sangat bersejarah bagi penyatuan umat manusia. Tidak pada tempatnya mengusir kaum yang beribadah di sana, dan berniat menguasainya untuk tempat ibadah kaumnya sendiri.
wallohu'alam bish showab

Selasa, 06 Januari 2009

Akar Masalah Konflik Israel-Palestina: Keterangan Nabi Ruth

Terus terang aku sedih melihat perang Israel-Palestina berlangsung terus-menerus dan memakan korban yang banyak. Tangisan, lumuran darah, suara bedil, yel-yel dukungan, semuanya memilukan. Hatiku bertanya-tanya...mengapa mereka mesti berperang?
Dari negeriku dukungan banyak membantu Palestina dan mengutuk Israel. Bahkan hingga berlebih-lebihan menurutku, orang usaha di tanah air sendiri diporak-porandakan karena dianggap sebagai agen Zionis. Masyaallah......
Hatiku bertanya-tanya, sebenarnya siapa sih biang keroknya? Palestina ataukah Israel? Untuk menjawab itu, maka aku mengabaikan berita yang beredar sekarang ini, dan lebih memilih bertanya dengan nara sumber yang menurutku lebih obyektive, yaitu Nabi Ruth. Interview ini melalui pendekatan spiritual seperti biasa aku lakukan. Berikut petikannya:

Nabi, aku tahu namamu dari kitab Injil. Itupun aku awalnya dikasih tahu oleh kawan bahwa ada nabi Israel yang bernama Ruth. Nama ini diperdebatkan jenis kelaminnya. Banyak yang berpendapat bahwa inilah satu-satunya nabi perempuan. Aku ingin mengkonfirmasi denganmu langsung agar bisa memberikan informasi juga kepada kawan-kawan. Nabi, tolong ceriterakan jati dirimu.

Baiklah. Aku itu lelaki Israel keturunan Musa dan Harun. Aku keturunan ketigabelas. Perlu kamu ingat, umur manusia ketika itu panjang-panjang. Banyak yang sudah berusia tua baru punya anak. Ada yang sudah berumur delapan puluhan, atau bahkan ratusan. Maka jarakku dengan Nabi Musa dan Harun waktunya panjang. Aku hidup pada tahun 1346 SM. Ayahku bernama Lucas, dan Ibuku bernama Maria. Aku punya anak satu laki-laki yang aku beri nama Hiel. Dia juga seorang nabi, tinggalnya di daerah Mesir.

Nabi, engkau kan orang Israel, bagaimana perasaanmu melihat konflik Israel-palestina sekarang ini? apakah engkau tidak risau?

Bukan hanya aku, umumnya para nabi saat ini sudah enggan menggagas apa yang terjadi di Palestina dan Israel. Karena perang itu sudah berlangsung sangat lama. Kedua kaum itu tidak niat untuk berdamai. Hatinya sudah membatu dan matanya sudah dibutakan, sehingga tidak melihat dan merasakan kejadian-kejadian kekerasan yang merusak dan mengorbankan. Perang ini dapat dikatakan sebagai perang buta. Kedua-duanya buta. Mereka tidak mau menerima informasi-informasi dari para nabi lagi. Hatinya tidak disiapkan untuk menerima. Maka, saat ini tidak ada orang yang cocok untuk diamanahi sebagai penengah konflik agar segera reda. Hatinya disulut amarah yang berlebihan.

Apa tidak ada sama sekali orang yang bisa diamanahi yaa nabi..kan orangnya banyak?

Di daerah Palestina itu ada orang yang tergolong suci. Ia keturunan Ibrani. Ia sekarang seorang biarawan. Ia akrab dengan Israel. Orang ini pun masih belum memenuhi syarat untuk dijadikan penengah. Tetapi kelak akan ada orang yang datang sebagai penengah.

Sebenarnya akar permasalah konflik Israel-Palestina ini apa?

Sejak jaman Musa konflik ini sudah ada. Awalnya adalah perdebatan antara pengikut Musa tentang Sabath. Sebagian ada yang tetap memelihara Sabath dan sebagian menolak Sabath. Konflik itu sudah mulai ketika Musa masih hidup. Ketika Musa meninggal, perdebatan ini menjadi meluas hingga menjadi pertikaian. Pihak yang memelihara Sabath masih berada dijalur ajaran Musa, tetapi kelompok yang menolak Sabath kemudian menjadi pemuja pagan. Itulah akar masalahnya, yang kemudian berlangsung terus menerus dan mengembang hingga seperti yang terjadi saat ini. Masuknya Islam ke Palestina semakin menambah ruwet suasana konflik. Karena, pemeluk Islam di Palestina tidak mau mengakui Yahudi sebagai saudaranya. Padahal, kalau dilihat dari jalur keturunannya, mereka ini sama-sama keturunan Ibrani. Orang Palestina itu sebenarnya saudara Israel dan Yahudi. Pihak Palestina itu adalah keturunan dari orang-orang yang memelihara Sabath yang saya ceritakan di atas. Pihak yang menjadi pagan inilah orang-orang Israel.
Saat nabi-nabi Israel yang namanya tertera di Kitab Perjanjian Lama itu masih hidup, konflik dapat dikendalikan. Pada kurun waktu itu konflik menghilang. Masyarakat rukun, meskipun potensi konflik masih ada. Konflik itu mulai muncul lagi pada zaman Nabi Zakaria. Konflik ini masih kecil, dan kemudian membeesar pada zaman kenabian Isa.
Pemicu konflik pada saat Isa adalah perebutan atau klaim atas keberhakan memiliki Isa. Orang yahudi mengatakan bahwa Isa adalah keturunan mereka. Demikian pula kaum Ibrani, juga mengklaim menurunkan Isa. Kedua kaum itu kemudian berebut untuk memiliki Isa. Alasan Yahudi adalah karena Isa itu lahir di bethlehem, kota yang dihuni oleh orang Yahudi.

Sebenarnya Isa sendiri keturunan kaum mana?

Perlu kamu ketahui, Imran dan Zakaria itu keturunan Ibrani. Sedangkan Maria dari jalur ibunya itu berdarah Yahudi. Adanya klaim kepemilikan atas Isa itu, maka antara Yahudi dan Ibrani menjadi tidak pernah akur, senantiasa bertentangan.

Nabi, apa kaitan antara Israel, Ibrani, dan Yahudi itu?

Mereka itu sebenarnya saudara. Ibrani itu nenek moyang Israel dan Yahudi. Pada waktu itu, yang mempunyai tanah yang sekarang menjadi negara Israel itu adalah Yahudi. Israel itu kaum pendatang yang tinggal di sana. Kedua kaum itu, Israel dan Yahudi, banyak melakukan kawin silang, sehingga antara Yahudi dan Israel kemudian sulit untuk diidentifikasi. Orang-orang Palestina sendiri awalnya adalah kelompok orang Ibrani pengikut setia Musa yang memilih untuk menempati daerahnya sendiri, di daerah Palestina sekarang ini. Kehidupan kaum Palestina ini saat itu sangat damai. Mereka dapat beribadah dengan baik, dan aman. Orang-orang Palestina ini kemudian berkembang biak dan menyebar hingga ke daerah Arab, yang kemudian menurunkan suku-suku di Arab. Oleh karena itu kaum Palestina lebih merasa dekat dengan kaum Arab. Peradabannya lebih membaur dengan Arab dibanding dengan Israel. Demikian pula dalam menerima ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW.

Terus...bagaimana kok akhirnya Palestina yang menjadi konflik dengan Israel?

Ketika Islam mulai diterima masyarakat, ajaran ini mulai menyebar luas ke negeri-negeri di luar Arab, bahkan hingga yang berjarak sangat jauh dari Arab sendiri. Islam menyebar hingga ke Spanyol, Cordoba, Perancis, Irak, Iran, Negeri-negeri Balkan, Turki, Hindia dan sebagainya. Saat penyebaran ke arah Turki dan negeri-negeri Balkan itu, sebagai wilayah antara penyebaran adalah Palestina. Karena Islam sangat kuat, maka kaum Palestina kemudian meluaskan daerah tempat tinggalnya. Ketika Palestina meluaskan daerahnya ini, kaum Israel dan Yahudi tidak setuju, karena merasa daerahnya teraneksasi. Oleh karena itu Israel kemudian melawan Palestina. Di sini konflik menjadi semakin ruwet. Konflik ini merupakan babak baru yang hingga memunculkan konflik belakangan ini.

Nabi, pada jamanmu sendiri masyarakat kan tidak ada konflik, mereka akur. Apa kiat yang nabi pakai saat itu?

Saat itu kami mengajari masyarakat untuk kembali kepada Taurat. Ada hal yang menurut saya sangat menunjang terjadinya perdamaian, yaitu diberitakannya kepada masyarakat tentang akan hadirnya Injil. Karena memang Taurat mengatakan demikian. Semakin masyarakat mengetahui apa yang tertuang di dalam Taurat ini masyarakat sepertinya antusias menunggu kedatangan Injil dan nabi barunya. Ada harapan dan antusiasme.

Apakah model itu bisa diterapkan untuk meredakan konflik saat ini?

Mungkin bisa, tetapi kan ada perbedaannya...Taurat dulu menjanjikan akan ada nabi baru dengan kitab baru..tetapi di Al Qur'an kan tidak ada menyebutkan hal itu...Maka, ya modelnya harus tidak sama dengan dulu. Kalau menyuarakan nilai-nilai ajaran Al Qur'an mungkin bisa..tetapi jangan dijanjikan ada nabi baru lho....Konflik Palestina-Israel ini akan bisa kemali aman nanti setelah munculnya figur baru yang bisa menjadi penengah.

Dulu kan ada Yasser Arafat, bahkan beliau sudah mendapat Nobel Perdamaian...

Tetapi bukan dia yang saya maksud. Penengah itu bukan Yaser Arafat. Nanti akan ada orang yang mumpuni untuk menjadi penengah. Orang ini sangat bijaksana, dipercaya oleh kaum Palestina juga oleh Kaum Israel. Ketika nanti orang ini sudah melakukan tugasnya, kedamaian dapat terjadi. Orang Israel dapat bebas masuk dan aman memasuki Palestina. demikian pula orang Palestina bebas memasuki Israel. Itulah saat kedamaian.

Apakah yang anda maksud itu diturunkannya kembali Isa ke bumi, atau datangnya Imam Mahdi?

Aku tidak mau bicara tentang itu. Bukan kapasitasku. Lagi pula tentang yang kamu sebut itu adalah rahasia Tuhan.

Oh ya... Nabi, selain engkau sejaman dengan Nabi Hiel, apakah engkau juga mengenal nabi-nabi lain?

Aku sejaman juga dengan Nabi Amos, Daniel, Elia, Maleakhi, hanya saja tempat tinggalnya sangat berjauhan. Kami tidak pernah saling bertemu secara fisik. Tetapi kami sering melakukan konverensi membahas tentang kehidupan masyarakat dan ajaran dari Tuhan. Kami melakukannya dengan cara telepati. Saat itu, nabi-nabi bisa melakukan teknik itu.

Baik. Terima kasih nabi, semoga info ini bermanfaat

Oh ya...sama-sama. Pesanku, tetaplah berada di jalur Tuhan. Ciptakanlah Kedamaian. Jadilah orang yang bermanfaat bagi seluruh alam. Sampaikan salamku kepada kawan-kawanmu.

Itulah tadi perjumpaanku dengan Nabi Ruth. nabi Israel yang namanya ada di dalam Kitab Perjanjian Lama.

Wallohu'alam bish showab.