Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Minggu, 27 Mei 2012

Kanker: Deteksi dan Penanganannya

Kanker: Deteksi dan Penanganannya oleh: Argawi Kandito Catatan: Tulisan ini dilatarbelakangi oleh adanya keluhan keluarga penderita kanker. Berdasar keluhan itu, dengan menggunakan pendekatan spiritual-metafisik dicarikan keterangan tentang kanker, cara mendeteksinya, dan cara penanganannya. Berikut ini hasilnya. Semoga bermanfaat). Di dalam tubuh kita terdiri dari sel. Sel yang berkumpul berkumpul membentuk jaringan. Jaringan yang memiliki fungsi yang sama itu membentuk organ. Dan organ itu membentuk sistem tubuh. Pada satuan-satuan organisme ini, ada yang namanya metabolisme. Metabolisme sendiri dapat didefinisikan sebagai proses reaksi di tiap satuan organisme tadi. Baik di tingkat sel, di tingkat jaringan, maupun di tingkat sistem dalam tubuh. Tetapi yang paling dasar dan paling utama dalam tubuh, metabolisme yang ada pada tingkat sel. Karena metabolisme pada tingkat sel akan berpengaruh terhadap metabolisme di tingkatan-tingkatan selanjutnya, seperti di tingkat jaringan, di tingkat organ, maupun di tingkat tubuh secara keseluruhan. Ada periode masa hidup sel. Ada masa dimana sel itu membelah diri, dan ada masa dima sel itu menjadi tua dan rusak. Kerusakan sel-sel ini oleh tubuh akan dirombak menjadi zat lain. Contohnya, sel darah merah yang sudah tua atau sudah rusak, akan diuraikan menjadi cairan empedu. Lalu, sel sperma yang telah tua atau rusak akan diproses oleh mekanisme hormonal tubuh, yang berpusat di prostat, akan dirombak menjadi supplai untuk sel yang produktif. Sebagian lagi, dari sel sperma yang sudah tua tadi, diurai lagi menjadi hormon, terutama hormon testoteron, hormon adrenalin dalam mekanisme tubuh pria, semua itu dipengaruhi dari hasil perombakan sel sperma yang sudah tua tadi. Dalam satu siklus menstruasi ada masa ovulasi pembentukan telur, dan juga masa pelepasan telur. Dari satu siklus tersebut hanya menghasilkan satu telur yang bersifat vertil atau subur. Sebenarnya pada pembelahan yang terjadi pada sel telur itu menghasilkan empat. Namun yang berjumlah tiga ini tidak vertil yang lalu disebut polusit. Polusit sendiri, pada pengertian awam, itu akan ikut luruh bersama endometrium ketika terjadi menstruasi. (ini pengertian yang selama ini dipahami oleh awam maupun medis). Sebenarnya tidak sesederhana itu. Sebelum luruh polusit mengalami perombakan terlebih dulu. Polusit ini dirombak oleh sistem tubuh menghasilkan hormon yang berperan dalam menstruasi. Hormon itu antara lain estrogen, progesteron, LH, prolaktin, cerotonin, dan banyak lagi hormon dengan prosentase yang sangat kecil. Polusit juga mengandung haemoglobin, zat besi, dalam jumlah yang sedikit. Ketika terjadi proses menstruasi ini, hormon itu masih ada terus hanya kadarnya yang berubah-rubah, tidak stabil. Ada masa-masa tertentu hormon-hormon tertentu meningkat juga menurun. Hal ini yang menyebabkan mekanisme tubuh perempuan lebih mudah mengalami sakit. Namun dia juga lebih mudah dalam recovery. Karena ada kerja hormon-hormon yang saling menyeimbangkan. Kembali ke masalah kanker, sel kanker ini adalah sel yang mengalami malfungsi. Boleh juga dikatakan sebagai sel yang sakit. Sakitnya sel ini bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Namun, yang jelas, faktor yang paling memengaruhi masa kesehatan sel adalah yang namanya hormon. Hormon di dalam tubuh manusia ini berbagai macam, dengan respon yang berbeda-beda. Dengan kata lain hormon tersebut aktif atau bekerja dengan sebab yang berbeda-beda. Karena memang hormon mempunyai sifat yang spesifik. Bekerja hanya pada satu masalah. Ketika terjadi metabolisme di dalam sel, hormon juga berperan di situ. Kalau metabolisme sel ini mengalami gangguan, misalnya karena munculnya hormon lain, atau over produksi hormon, ini akan mengakibatkan sel tersebut menjadi sakit dan akhirnya malfunggsi, dan tidak produktif. Misalnya, secara sederhana, ada orang orang yang perutnya terasa mules karena panik, atau ketika panik lalu mengalami mencret, itu menunjukkan over produksi hormon di dalam sel, sehingga selnya tidak produktif. Itu contoh kalau terjadi sel pencernaan. Kalau itu terjadi di sel paru-paru, kalau panik orang bisa mengalami sesak nafas. Hal ini karena sel di dalam paru-paru itu menjadi tidak produktif dan mengkerut, sehingga menjadi sesak nafas tadi. Itu tadi contoh-contoh sederhana dari malfungsi dari sel. Contoh yang lebih rumit itu terjadi pada proses terjadinya kanker. Kanker itu akibat malfungsi metabolisme sel. Hampir diakibatkan karena over produksi hormon. Namun ada juga yang diakibatkan bakteri atau virus. Secara luas itu dipengaruhi oleh antigen tertentu. Baik sel ini malfungsinya karena hormon atau karena ada bakteri tadi, sel tersebut akan mengirimkan sinyal kepada antibodi untuk mengatasi malfungsi ini. Nah, pada dasarnya, setiap hari manusia mengalami malfungsi sel. Orang yang dikategorikan normal sekalipun sebenarnya mengalami malfungsi sel. Contohnya, ketika kulit ari di tangan dalamperiode tertentu akan mengelupas. Rambut akan rontok, atau respon lain yang seperti dikatakan di atas tadi. Namun, ada parameter tertentu seseorang itu dikatakan mengkhawatirkan atau mengalami kanker. Dalam keadaan manusia normal, prosentase kerusakan sel dalam satu jaringan itu sangat kecil. Sangat jauh kurang dari 1%. Bahkan mendekati nol persen. Sehingga tubuh tidak merespon apapun, dan tidak ada sinyal kepada antibodi untuk melindungi kerusakan tersebut. Dalam kasus kanker, kerusakan sel itu terjadi pada mulanya satu sel yang rusak, tapi tidak mengganggu sistem reproduksi sel itu, atau sistem membelah diri. Sehingga sel yang rusak tadi itu masih bisa membelah diri, dan menggandakan diri. Ketika sel sakit ini masih terus menggandakan diri, dia akan mendominasi suatu jaringan. Kalau sudah mendominasi, disitu baru akan ada respon antibodi. Respon antibodi ini justru akan melindungi sekelompok sel yang rusak tadi. Hal ini akan mengakibatkan antibodi mengalami mutasi perilaku. Dia akan melindungi penyakit bukan melindungi sel yang sehat. Karena sifat antibodi ini melindungi yang mayoritas. Seperti mekanisme voting. Ketika sel yang rusak tadi terlindungi antibodi, maka akan semakin memperbanyak diri. Apalagi kalau ada zat-zat yang merangsang pertumbuhan, seperti protein dan lemak, maka perkembangannya akan semakin cepat. Jika sudah seperti itu, dalam arti sudah mendominasi suatu jaringan, maka akan disebut sebagai kanker. Kanker ini jika meluas akan menguasai organ. Dan otomatis, jika sudah menguasai suatu organ, sel ini akan mempengaruhi atau memutasi sel darah juga. Sel darah akan terinfeksi oleh zat kanker tadi. Karena darah beredar di seluruh tubuh, maka besar kemungkinan untuk menjalar hingga ke organ-organ lain. Kalau sudah seperti itu, biasanya diklasifikasikan ssebagai stadium empat, stadium akhir. Mekanisme yang ttepat untuk menangani kasus kanker dalam stadium yang medium, yang belum terrlalu parah, atau baru pada taraf menginfeksi jaringan, itu adalah dapat dilakukan: 1. Memberikan zat yang mampu menetralisir antibodi tertentu. Zat yang bisa digunakan adalah zat yang bersifat detoksifikasi, pelarut, termasuk anti oksidan. 2. Setelah antibodi ini menjadi netral, hal ini ditandai dengan pertumbuhan sel kanker yang menurun, dan beberapa sel lalu mati, pembelahannya melambat, maka penanganan yang dilakukan adalah seperti yang di point 1, namun perlu diberikan anti alergen. Ini perlu dilakukan untuk melindungi sel-sel yang masih sehat. Terapi yang dianjurkan adalah terapi anti protein dan lemak. 3. Ketika anti alergen itu mulai bereaksi, ditandai dengan banyak sel kanker yang mati, masih harus dilakukan terapi anti protein dan lemak, dan terus dilanjutkan point 1 dan 2. 4. Ketika 99,9% sel kanker itu telah hilang atau mati, terapi yang harus diberikan adalah terapi metabolisme. Tentu sesuai dengan metabolisme organ tersebut. Termasuk juga terapi anti stres. Karena stres itu akan memicu hormon menjadi tidak stabil, yang bisa berpotensi membangkitkan lagi. Ketika terapi metabolisme ini penderita bisa diberikan protein dan lemak dengan takaran yang terbatas. Dan yang paling baik adalah yang bersifat nabati. 5. Masa pemulihan atau masa penyempurnaan penyembuhan harus dilakukan dengan pola hidup biasa. Tidak perlu diet. Yang harus dijaga adalah tidak stres. Disarankan, untuk menjaga kestabilan kesehatan si penderita, sebaiknya setiap 2 hari sekali tetap mengkonsumsi antioksidan dan detoksifikasi. Wa Allahu ‘alam bi al showab. Semoga Bermanfaat. Argawi kandito, Sukoharjo, 27 Mei 2012, jam 21.23 wib.