Penyakit Misterius Melanda Kamboja, Filipina Waspada
Judul di atas adalah judul dari detik.com hari Sabtu 07 Juli 2012 yang diposting jam 17.55. Inti dari beritanya adanya penyakit misterius yang melanda Kamboja hingga mengakibatkan korban sebanyak 60 orang tewas. Tanda-tanda penyakit itu digambarkan begini :
“Anak-anak yang diserang penyakit tak dikenal ini mengalami gejala demam tinggi dan tanda-tanda peradangan pada otak atau gangguan pernafasan, atau keduanya. Sebagian besar anak yang terinfeksi penyakit ini meninggal hanya dalam waktu 24 jam setelah dirawat di rumah sakit.”
WHO turun tangan untuk mengidentifikasi, namun hingga kini penyebabnya belum diketahui.
Berdasar berita itu, saya ingin mencoba sharing kepada pembaca tentang penyebab penyakit ini. Metode yang saya gunakan untuk meneliti penyakit ini adalah menggunakan pendekatan spiritual-metafisik yang biasa saya lakukan. Metode ini bersifat intuitif, maka pengamatannya tentu juga bersifat intuitif. Hasil dari penelitian itu jelasnya saya paparkan sebagai berikut:
Penyakit itu disebabkan oleh bakteri, bukan virus. Bakteri ini timbul pada sanitasi yang kurang baik. Jenis bakteri ini memiliki karakter khusus yang agak berbeda dengan bakteri-bakteri lainnya. Bakteri ini sangat kecil, karena itu ia bisa masuk melalui pori-pori secara aktif tanpa gigitan serangga, bisa juga masuk karena gigitan serangga terutama nyamuk dan lalat, bisa juga masuk melalui makanan. Serangga yang banyak menyebarkan bakteri ini adalah lalat dan nyamuk.
Bakteri ini banyak timbul pada tanah yang lembab. Terutama pada tempat pembuangan kotoran binatang ternak atau lokasi peternakan. Kondisi seperti itu, yang banyak mengandung selulosa merupakan media yang sangat kondusif bagi bakteri itu untuk berkembang biak. Pembelahan dirinya akan menjadi sangat produktif pada kondisi seperti itu. Maka, ketika masuk kedalam tubuh manusia dimana ada selulosa yang mencukupi, bakteri itu akan membelah diri. Proses pembelahan dirinya ini yang kemudian menyebabkan infeksi di saluran darah, organ-organ dalam seperti hati jantung, paru-paru dan sebagainya. Jika hati yang terserang, kondisi hati akan bisa menggelembung seperti kena serangan cacing hati. Maka hati lalu tidak berfungsi. Begitu pula organ-organ yang ada di tubuh akan mengalami hal serupa, menggelembung lalu tidak berfungsi. Kondisi ini yang menyebabkan panas tinggi dan gagalnya sistem organ bekerja.
Bakteri ini bisa masuk ke dalam tubuh manusia bisa melalui sayuran yang dikonsumsi. Umumnya kotoran ternak dijadikan pupuk kandang yang digunakan untuk memupuk tanaman sayuran. Nah, ketika pupuk kandang yang terjangkiti bakteri ini digunakan untuk memupuk tanaman sayuran, lalu bakteri ini menempel di sayuran, dan sayuran dikonsumsi oleh manusia, maka bakteri itu bisa masuk ke dalam tubuh manusia.
Satu karakter yang dimiliki oleh bakteri jenis ini, ia tahan terhadap panas (termofil) meskipun dipanaskan hingga 100% C. Bakteri ini memiliki dinding yang sangat kuat yang mampu melindunginya dari suhu panas tersebut. Namun materi ini lemah terhadap suhu dingin. Pada suhu 0 derajat celsius, bakteri ini akan mati. Unsur yang menyusun bakteri ini, yang bersifat air, yang menyebabkan karakter seperti itu. Dengan demikian, sebaiknya sayuran sebelum dikonsumsi dimasukkan dulu ke dalam lemari es hingga suhu 0 derajat selcius. Setelah itu baru boleh direbus. Ini tentu trik untuk mengamankan dari bakteri itu.
Bakteri yang bisa mati dengan panas hingga 90 derajat celsius adalah bakteri yang sudah mature, sudah tua dan terbentuk sebagai bakteri. Tetapi untuk bakteri yang masik bersifat potensi, dalam arti belum membelah diri, jejaknya (atau bekas tempelannya) jika bertemu dengan faktor lain atau bakteri lain akan menyebabkan timbulnya bakteri. Bakteri yang masih bersifat potensi ini tidak bisa mati karena panas. Tetapi ia bisa mati karena suhu yang dingin.
Demikian hasil penelitian saya, semoga para pihak dapat mengambil manfaat dari uraian ini. Terutama bagi paramedis dan profesional lainnya yang kompeten di bidangnya, bisa menggunakan uraian ini sebagai penambah informasi, sebagai referensi, dengan semangat untuk meningkatkan keilmuan. Saya akan sangat apresiatif jika ini dikembangkan melalui penelitian ilmiah yang bercorak rasional dan empiris seperti metode yang dikembangkan di sekolahan-sekolahan.
Terima kasih atas perhatiannya,
wa Allahu ‘Alam bi al showab.
Argawi Kandito (Syeh Pandrik, 8 Juli 2012), di Pondok Pangelmon Pawenang