Mbah Mutamakin
Ulama, Filosof, Sosialista
yang tak terceritakan
oleh: Argawi Kandito;
Setelah melakukan kontak secara intens, saya berkesimpulan ada perbedaan antara pemahaman masyarakat terhadap Mbah Mutamakin dengan realitasnya. Dalam cerita-cerita yang ada di masyarakat, sosok Mbah mutamakin seolah sebagai sosok mistis yang banyak mengalami hal-hal berbeda dengan kelaziman manusia pada umumnya. Pengalaman-pengalaman metafisis begitu kuat diekspose, hingga menutupi realitas rasional beliau yang justru itu menjadi basis kepribadiannya.
Apa yang terjadi pada kisah Mbah Mutamakin ini sepertinya memiliki kesamaan model dengan kisah Gus Dur. Gus Dur yang begitu rasional dalam pemikiran dan perilakunya, namun dalam masyarakat yang menguat adalah cerita-cerita yang mistis-metafisis. Kuatnya cerita mistis ini yang lambat laun menempatkan Gus Dur sebagai manusia yang tak lazim manusia lainnya. Mungkin, hal seperti itu terjadi karena karakter kewalian beliau-beliau ini.
Bagi saya, Mbah Mutamakin adalah sosok yang sangat peduli dengan keilmuan. Seorang filosof sekaligus ulama yang pernah dimiliki bangsa ini. Sayangnya kisah beliau tidak terdokumentasi dengan baik. Pemikiran-pemikiran cerdasnya, serta penjelasan yang sangat komprehensif dan tuntas, menunjukkan kualitas kefilosofiannya. Begitu pula dalam pemahaman agama dan realitas tablig yang dilakukannya, menunjukkan kualitas keulamaannya. Maka wajar bila pada akhirnya beliau dianggap sebagai wali oleh masyarakatnya.Walaupun sudah lama meninggal, baik yang mengenal maupun yang tak mengenal, masih terus beramai-ramai datang menziarahinya.
Gus Dur juga mengungkapkan serupa, dalam epilog buku ini. Bagi Gus Dur, Mbah Mutamakin merupakan sosok yang membangun kekaisaran ilmu dan pengetahuan, terutama agama yang mengakar dari keraton hingga pinggiran. Mbah Mutamakin juga seorang seorang sosialista, psikolog klasik, yang intinya beliau itu adalah ulama yang multi talenta.
Seperti metode-metode penulisan buku-buku saya yang lain, semua data yang saya tuliskan di buku ini adalah diperoleh melalui metode spiritual-metafisik. Sama-sama melalui perjumpaan dengan nara sumber di alamnya masing-masing. Tujuannya sama, yaitu sekedar berbagi informasi dari perjalanan spiritual yang telah saya lakukan. Tidak lebih dari itu. Tentu saja tidak ada maksud doktrinasi kepada pembaca. Pembaca saya asumsikan sebagai orang yang bijaksana, yang berakal budi, yang mampu menyaring salah-benar, baik-buruk, dengan kemampuan akal budinya masing-masing. Gaya penulisan sengaja saya kembalikan kepada gaya dialogis, agar pembaca seolah-olah juga merasakan bertanya kepada narasumbernya, yaitu Mbah Mutamakin.
Tiada gading yang tak retak, begitulah bunyi pepatah lama. Itu menunjukkan bahwa selagi kita masih manusia, kesalahan sangat mungkin terjadi. Baik itu kesalahan yang disengaja ataupun tidak disengaja. Untuk itu, sebelumnya saya memohon maaf yang sebanyak-banyaknya jika ada kesalahan. Kebenaran mutlak hanyalah milik Tuhan. wa Allahu 'alam bi al showab. Selamat membaca.
Penulis
Argawi Kandito
E-mail: pandrik.kandito33@gmail.com Blog: spiritual-pandrik.blogspot.com