Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Selasa, 03 Juni 2008

DIALOG DENGAN NABI ILYAS

Assalamu’alaikum yaa nabi Ilyas. Dapatkah engkau menceritakan pengalamanmu menerima wahyu yang pertama kali?

Wahyu pertama kali adalah pengangkatanku menjadi nabi. Wahyu itu wahyu kenabian. Umurku ketika itu tiga puluh lima tahun.

Seperti apa perintah kenabian?

Wahyu itu disampaikan langsung oleh Tuhan melalui mimpi. Aku diangkat ke langit dihadapkan kepada Tuhan. Di situ aku diperintahkan untuk mengajarkan tentang ketauhidan dan tata kehidupan dalam masyarakat.

Seperti apa Tuhan dalam mimpimu itu?

Aku tak sanggup membayangkan dan menceritakaan.

Kenapa anda dapat mencapai tahapan spiritual seperti itu, apa yang anda lakukan sebelumnya?

Aku tidak melakukan apa-apa. Ritual-ritual tertentu juga tidak aku lakukan. Selain itu, aku juga tidak mempunyai keturunan dari orang-orang suci seperti nabi, misalnya.

Apa yang engkau rasakan ketika menerima wahyu?

Aku merasakan ketenangan.

Yaa Nabi, anda hidup di dunia kapan? Apakah engkau pernah berjumpa dengan para nabi lain?

Aku hidup di daerah Yaman, kira-kira 400-500 sebelum masehi. Aku pernah bertemu dengan nabi Zakaria dan Ilyasa. Ilyasa itu guruku.

Apa yang engkau pelajari dari Ilyasa?

Dari Ilyasa aku mendapatkan ajaran tentang ketauhidan, akhlak, tentang diri dan kehidupan, serta tentang keluarga. Dari Zakaria aku tidak mendapatkan apa-apa. Ia lebih muda dariku.

Bisakah anda menceritakan pengalaman pertemuanmu dengan Ilyasa?

Ketika aku bertemu dengan Ilyasa, aku masih kecil. Dia mengatakan bahwa aku mempunyai aura yang bagus. Aura itu diyakininya sebagai aura kenabian. Kemudian dia menemui orang tuaku, meminta ijin untuk mendidikku.

Apakah wahyu kenabianmu diketahui oleh Ilyasa?

Tidak, Kami berpisah ketika aku berusia 22 tahun. Ketika itu Ilyasa melanjutkan perjalanan musafirnya.

Berapa kali anda mendapatkan wahyu? Apa inti ajaranmu?

Tidak sampai delapan kali. Aku tidak mengajarkan apapun. Aku juga tidak mendapatkan kitab ataupun suhuf. Masyarakat ketika itu sudah beragama dengan baik. Aku hanya meneruskan dan memelihara tatanan yang sudah jadi.

Apa wahyu terakhirmu yaa nabi?

Ketika hidupku sudah hendak berakhir. Aku dikabari bahwa tugasku sudah selesai. Umurku ketika itu 102 tahun.

Apa mu’jizat yang engkau miliki?

Aku tidak mempunyai mu’jizat seperti nabi lain. Hanya saja doaku senantiasa terkabulkan.

Yaa nabi, dapatkah anda menceriterakan tentang pengalaman yang membahagiakan, yang menyedihkan, serta tentang keluargamu?

Pengalamanku yang aling membahagiakanku ya saat kenabian itu. Yang menyedihkan aku rasa tidak ada. Aku tidak mempunyai anak maupun isteri. Aku hidup membujang selamanya. Ayahku meninggal dunia ketika aku masih kecil. Aku bertemu dengan Ilyasa ketika berumur 10 tahun.

Tidak ada komentar: