Malam 27 Ramadhan tahun ini (1430H), aku mendapat pertanyaan dari Om Bena tentang "apabila ada alat jatuh ke dalam bejana, salah seorang di antara kamu, hendaklah ia menenggelamkannya (kemudian membuangnya), karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada satunya terdapat obat. Menurutnya, ilmu kedokteran menentang hadits tersebut. Pertanyaannya...shahihkah hadits tersebut? dan untuk obat apa?
Sebelum menjawab petanyaan di atas, saya tanya sama bapak, apakah pernah mendengar hadits tersebut? Bapak menjawab...suatu hari makan bersama dengan kawannya, dan di dalam minuman es degan kawannya itu dimasuki lalat yang kemudian tidak bisa terbang keluar lagi. oleh kawan bapak, lalat itu didorong masuk ke dalam minuman itu, dan lalatnya kemudian dibuang, setelah itu minuman itu diminum. Alhamdulillah...setelah kejadian itu tidak pernah terdengar mengalami sakit akibat lalat itu.
Pada dasarnya saya baru mendengar tentang hal itu. Untuk dapat menjawab itu, maka saya berdialog dengan Nabi Muhammad SAW. dalam dialog itu saya mendapatkan jawaban bahwa..dalam memahami hadits bisa dengan banyak cara. Ada hadits yang telah jelas menunjukkan maknanya, dan ada hadits yang bersifat metafora atau kiasan. Tentang hadits di atas bisa dimetaforakan ke dalam ilmu-ilmu lain, seperti ilmu politik, ilmu ekonomi, sosial, dan sebagainya.
Saya diberikan contoh metaforanya seperti ini: Misalnya ada orang jahat bergabung dalam organisasimu, janganlah ditolak, tetapi ajaklah ia masuk, bimbinglah dengan ketulusan hingga ia menemukan kebenaran, setelah ia menyadari perlunya berbuat benar, berilah kesempatan padanya untuk menyebarkan kebenaran di tempat lain.
Demikianlah Om Bena, dan para pembaca yang budiman. Tentu saja
wallohu 'aam bish showab.