Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Sabtu, 13 Desember 2008

DUNIA KEILMUAN JIN

Dunia pemikiran atau dunia keilmuan dalam alam jin relatif tidak berkembang jika dibandingkan dengan dunia pemikiran yang ada di alam manusia. Pada kehidupan manusia pemikiran demikian maju. Hampir semua obyek mempunyai keilmuannya sendiri yang senantiasa berkembang. Ini disebabkan oleh karakter kecerdasan jin dan manusia yang berbeda. Manusia diberikan oleh Tuhan kecerdasan yang lebih tinggi dibanding kecerdasan jin.
Jin pada dasarnya makhluk yang tergolong kurang cerdas. Ia tidak mampu untuk berfikir banyak, sehingga tidak ada teknologi, seperti terma teknologi dalam kehidupan manusia, yang mampu dihasilkan oleh jin. Kehidupannya monoton dari semenjak jin diciptakan hingga waktu sekarang ini. Tidak ada perubahan pola kehidupan yang berarti. Maka, pantas saja jika dikatakan bahwa jin adalah makhluk yang lemah jika dibandingkan dengan manusia. Hanya saja, karakter jin yang tidak dimiliki oleh manusia, dan kebanyakan manusia ingin memiliki karakter yang dipunyai oleh jin, seperti terbang, dapat bergerak dengan sangat cepat, ini kemudian menyebabkan manusia menjadi terbalik menganggap jin lebih unggul dibanding dirinya.Jin umumnya mengakui bahwa manusia lebih hebat dibanding dirinya, maka banyak jin yang sangat senang untuk "nyuwita" kepada manusia. Jin banyak yang ingin mengabdi kepada manusia, terutama manusia-manusia yang dianggapnya mumpuni, misalnya para kiai. Para kiai ini banyak yang menjadi idola para jin, selain karena ilmu keagamaannya yang tinggi, praktik keagamaannya juga tinggi. Ditambah lagi mereka mempunyai kemampuan berkomunikasi dengan jin. Jin yang berhasil nyuwita kepada orang yang menjadi idolanya ini, maka di alamnya, prestige jin akan meningkat. Ia akan menjadi jin yang lebih dihormati, karena dianggap telah mempunyai keilmuan yang lebih tinggi, pengalaman lain di luar dunianya, serta mempunyai banyak bekal untuk kelak dipertanggungjawabkan kepada Tuhan. Gambaran peningkatan prestige jin dapat diibaratkan dengan seorang tenaga kerja Indonesia yang telah pulang dari negara maju (misalnya: Amerika, Jepang, Eropa, Arab, dan sebagainya) yang tergolong berhasil. Ketika kembali ke kampung halamannya akan menjadi orang yang lebih terhormat, karena dianggap mempunyai pengalaman hidup di negeri lain, dipandang pengetahuannya juga meningkat, mempunyai kemampuan berbahasa negeri lain, mengalami peningkatan bekal hidup yang lebih baik, dan sebagainya, sehingga biasanya ketika pulang ke kampungnya ia mendapat sambutan yang membanggakan, dan meningkatkan kehormatannya.

6 komentar:

Abdullah mengatakan...

Assalamualaikum,

Dik Pandrik yth., kalau Ifrit itu memangnya jin yg berkuasa? Apakah jin yang tidak mau tunduk kepada Adam (kekhalifahan manusia) itu yang menjadi syaithon pengganggu?
Terimakasih.

Wassalam

ANN mengatakan...

kalo jin makhluk yang lemah dan ndak pintar. kenapa banyak orang yang terpedaya tipu muslihat mereka. katanya manusia makhluk yang paling unggul diantara makhluk lain

Argawi Kandito, mengatakan...

Tentang Jin anda bisa baca di buku kedua saya yang berjudul "Menguak Tabir Kematian". Di sana diungkap tuintas tentang Jin.

kebajikan hati mengatakan...

asslmualaikum....
sy baru saja membuka blok ini,,, dan kalo anda yg menulis semua sungguh sy jempol berkali2 untuk anda... cuma pertanyaan sy apa semua tulisan anda benar2 terjadi ya? sy benar2 penasaran...
salam

Argawi Kandito, mengatakan...

semua yang dituliskan berdasarkan pengalaman

Adrian Bagja mengatakan...

ilmu allah itu luas, kita ini banyak gataunya.. ini cuma masalah keyakinan aja.. hhe
saya tunggu penjelasan tentang fana fil'jat mas.. thx