Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Sabtu, 13 Desember 2008

KEMASYARAKATAN JIN

Kehidupan jin hampir sama dengan kehidupan manusia. Jin umumnya beranak- pinak, meskipun ada juga yang tidak beranak-pinak. Namun ada perbedaan yang mendasar, jin tidak mengalami kematian layaknya manusia. Jin juga tidak mengalami sakit dari penyakit yang kebanyakan diderita manusia, seperti pilek, darah tinggi, stroke, kanker, ataupun penyakit lainnya. Sakit yang dialami jin adalah sakit akibat powernya melemah, kebanyakan disebabkan oleh hantaman doa atau ruqyah dari manusia. Doa-doa ini akan menguras power jin sehingga menjadi tak berdaya. Bukan sakit karena penyakit. Satu hal lagi yang membedakan, jin yang telah berusia tua dapat memperbarui penampilannya untuk menjadi muda kembali, baik penampilannya maupun powernya. Ini yang tidak dimiliki oleh manusia. Tentang hal itu, semua jin, baik jin Islam, jin setengah tobat, atau jin kafir, ketiganya dapat melakukan hal yang sama.
Jin mempunyai bentuk yang beragam, tergantung pada suku dari jin tersebut. Masing-masing suku jin mempunyai ciri phisik yang berbeda. Ada suku jin bertanduk, suku berwajah kerbau, suku badan binatang wajah manusia, suku wajah binatang badan manusia, suku jin bermata tiga, suku seperti manusia bertaring, suku seperti manusia biasa, juga ada suku-suku yang lain. Meskipun suku jin beragam, namun mereka saling akrab, saling toleran, tidak ada yang merendahkan martabat jin yang lain. Mereka hidup dalam keharmonisan, tidak ada celaan kepada yang lain, tidak ada protes terhadap sesama jin. Kehidupan jin betul-betul liberal. Dengan kata lain, kehidupan jin sama gambarannya dengan yang dicita-citakan oleh paham kapitalisme dalam pemikiran ekonomi.
Fisik jin yang berbeda dengan manusia sangat mudah untuk dikenali. Tetapi untuk jin yang fisiknya seperti manusia biasa, perlu kecermatan untuk dapat membedakan apakah itu manusia ataukah jin. Kecermatan itu mutlak diperlukan terutama untuk membedakan antara jin dengan arwah manusia di alam gaib. Apabila kita tidak berhati-hati, maka akan mudah bagi jin untuk mengecoh. Karena jin, terutama jin bukan Islam, sangat suka untuk mengecoh manusia. Mengecoh menjadi kegemaran jin karena dapat meningkatkan prestige jin di dunia jin itu sendiri.
Satu hal yang sangat jelas dikenali untuk membedakan antara jin dan arwah manusia adalah terletak pada auranya. Aura jin berwarna kuning, sementara aura manusia berwarna netral bening. Bagi jin yang tingkat muslihatnya tinggi, auranya dapat dibeningkan sehingga warna kuningnya menjadi samar-samar. Untuk mengatasinya, dapat dibacakan ayat-ayat suci yang ada dalam Al Qur'an atau Nur Allah dan dihantamkan kepada objek tersebut. Jika itu jin, selain warna auranya akan menjadi jelas, powernya pun akan menjadi melemah, dan biasanya akan lari. Tetapi jika itu adalah manusia, ia akan tetap berada di situ dengan tidak goyah sedikitpun, tidak ada power yang hilang, dan semakin jelas kemanusiaanya.
Meskipun suku jin berbeda-beda, namun jin suka hidup berkelompok-kelompok, dan tiap-tiap kelompok dapat saja terdiri dari berbagai suku jin. Ada juga kelompok jin yang terdiri hanya satu suku jin saja, meskipun ini jumlahnya relatif sedikit dibanding jumlah kelompok jin yang terdiri dari berbagai suku jin. Di dalam kelompok jin ada ketua kelompok jin, yang dapat diibaratkan sebagai kapten tim sepak bola. Ia tidak bertugas sebagai pemerintah, tetapi hanya bertugas sebagai penyelaras gerakan aktivitas jin. Kerjasama jin dalam kehidupannya sangat kompak, baik antar sesama jin ataupun antar sesama kelompok jin. Mereka saling bahu-membahu untuk bantu-membantu antara jin yang satu dengan jin yang lain, terutama jika jin mengalami gangguan dari manusia. Keadaan jin yang mengelompok, kompak, saling membantu ini sering dikatakan oleh orang-orang yang pernah bersinggungan dengan dunia jin sebagai kerajaan jin.
Pada dasarnya, kehidupan jin saat ini tidak cocok disebut sebagai kerajaan, karena dalam kehidupan jin tidak berlaku pemerintahan. Tidak ada jin raja ataupun jin rakyat, yang ada hanyalah sesama jin yang berada pada status yang sama. Meskipun dalam dunia jin sendiri dapat digolongkan sebagai jin berpower tinggi, jin berpower sedang, ataupun jin berpower rendah. Hanya saja tidak berlaku juga kehidupan jin yang berpower tinggi menguasai jin yang berpower rendah. Tidak seperti kehidupan manusia yang cenderung seperti itu. Dunia pemerintahan jin telah runtuh. Pada jaman dahulu, memang masyarakat jin terbelah menjadi dua kerajaan besar, yaitu kerajaan jin buruk dan kerajaan jin baik. Ketika terbelah ke dalam dua sistem pemerintahan seperti itu, ternyata terjadi banyak intoleransi, sentimen antar kelompok sangat tinggi, sehingga kehidupan kemasyarakatan jin dan aktivitas jin banyak terganggu, dan itu tidak menguntungkan bagi kehidupan jin secara keseluruhan. Maka, pada sekitar seribuan tahun yang lampau, para jin sepakat untuk merombak sistem kehidupannya dengan cara meniadakan sistem pemerintahan, dan mengganti sistem liberal murni, dan itu yang dipraktekkan hingga kini. Dengan berlakunya sistem ini ternyata kehidupan jin menjadi lebih kompak dan lebih harmonis.

15 komentar:

Abdullah mengatakan...

Tanya lagi nih dik Pandrik yth.,
Adakah manfaatnya manusia belajar atau mengenal kehidupan para jin lebih jauh dari yg telah dikabarkan dalam Al-Qur'an? Karena perintah-Nya khan cukup beriman kepada yang ghaib. Tapi memang kehidupan manusia sekarang sudah kurang selaras antara fisik/material dan ruhaninya, ada saran yg simpel utk menjaga keseimbangan antara keduanya?
Terima kasih sebelumnya.

ANN mengatakan...

mo nanya,To. Kalo kesurupan itu karena jin nya yang ngganggu manusia atau manusianya yang ngeganggu jin nya.Trus katamu power jin bisa lemah karena doa tapi disekolahku ada berberapa yang kesurupan akhir-akhir ini. beberapa tahun yg lalu jg ada.didoakan ndak ada perubahan yang kesurupan non muslim tp wkt kesurupan kok mendadak bisa baca ayat-ayat suci.kenapa ya? dicariin orang pinter sembuh sih tapi agak lama. kalo baca alfatihah trus ditujukan buat nabi,malaikat, wali dst benar ndak sih kalo yang datang bisa jd jin kalo kita tidak cermat dlm membedakan. bener ndak lewat tabaruk lebih aman.

Unknown mengatakan...

dear,argawi
ngomongin soal kemasyarakatan jin. apakah kamu tidak punya rasa takut sedikitpun ketika merinci dengan sangat detail? bukankah rupa asli mereka ndak ada yg cakep sama sekali alias medeni. Apakah kamu terlibat langsung dengan mereka ketika menggali dunia mereka? Adakah suatu saat nanti manusia bisa berinteraksi dengan dunia jin dengan peralatan modern?jadi ndak perlu bakar kemenyan atau harus punya kelebihan seperti kamu

GunWi mengatakan...

Ingin tanya juga.
Saya tidak punya latar belakang tentang pemahaman jin, tapi akhirnya tergiring masuk dalam ritual yg menggunakan jin.
Apa sebenarya yang bisa mengendalikan jin?
Bagaimana saya bisa menekan jin agar yang di janjikan bisa di realisasikan.
Mohon pencerahannya

putri danau cinta mengatakan...

Dik Pandrik...
Bagaimana jika seseorang mengalami kondisi yang tidak wajar seperti orang biasa karena pengaruh adanya jin yg selalu mengikutinya?Sebagai contoh orang tersebut menjadi pendiam, suka menyendiri, takut melihat orang bahkan kemungkinan kecil berkomunikasi dengan keluarganya sendiri.Kondisi ini seperti halnya depresi terhadap suatu hal di masa lalu.Bagaimana agar manusia bisa melepaskan diri dari pengaruh jin, sedangkan kondisi seseorang yang mengalami hal tersebut sudah di luar dari kemampuan.
Mohon sarannya,terimakasih

Argawi Kandito, mengatakan...

Mbak Erna, Kondisi seperti yang anda utarakan bukan melulu disebabkan oleh jin. Tetapi bisa juga karena pengaruh psikologis. Dua hal yang berbeda. Sehingga cara penangannya juga berbeda.
Untuk Sdr. Gun. Dengan anda ingin memaksa agar jin merealisasikan janjinya, maka sebenarnya yang terjadi adalah anda sedang ditekan oleh jin. Sebaiknya, putus saja jalur berinteraksi dengan jin. Apalagi kalau anda kurang memahami dengan baik seluk beluk jin.

Unknown mengatakan...

ngomong2 soal jin, aq jd ingat tulisan seseorang yang menukil perihal jin dan nisnas. Katanya sich, ribuan tahun lalu sebelum adam diciptakan, bumi ini di huni oleh bangsa jin dan nisnas. Lalu mereka berbuat kerusakan shg jin dipenjara di perut bumi dan bangsa nisnas punah. Benarkah demikian? Tlng di bahas tentang bangsa jin dan nisnas dong. Makacih...

Hanshah mengatakan...

hai dik pandrik..saya dari malaysia..nama sebenar hanif..bolehkah jin mendampingi manusia tanpa manusia itu terlebih dahulu menuntu ilmu yang tertentu..contohnya terjadi pada saya pabila saya boleh behubung dengan jin bukan melalui mimpi..mahu pun nampak azalinya tetapi boleh berhubung dengan menggantungkan sesuatu barang dengan benang atau pun tali dan bertanyakan sesuatu melalui pergerakkan barang yang tergantung bergerak dengan sendirinya pabila di suruh bergerak..apakah bisa berlaku kepada manusia yg kurang ilmunya seperti saya..atau pun hanya mainan jin yang nakal coba untuk menyesatkan manusia itu sendiri???mohon saranan.

Unknown mengatakan...

Anda mengatakan 'dalam dunia jin tidak ada pemerintahan', bagaimana dgn Kanjeng Ratu Kidul, menurut anda?

Argawi Kandito, mengatakan...

@ Darrius dan Sph. Perihal Jin sudah saya ungkap dengan jelas di buku saya yang berjudul "Menguak Tabir Kematian, Pengalaman Spiritual Seorang Remaja". Silakan untuk membacanya. terima kasih.

the_most_braveheart mengatakan...

Ass. syeh Pandrik..

Membaca artikel anda tentang gambaran jin, sepertinya ada yg serupa dengan di rumah saya..ada yg bertanduk, ada yg kaya binaang, ad yg kaya manusia, dsb..tolong diterawang syeh..terus apa yg harus sy lakukan, sy tak bermaksud berhubungan dgn mereka, tp mereka memang penghuni di rumah saya yg baru kami tempati..kadang2 mereka ingin dihargai juga, tp kadang2 pernah jg musuhan..baiknya gmn yah? apa mereka baik2 saja?

terus kalau bisa terawang janin kami..apa ada hikmahnya kami mengalami hal ini semua dari Allah? salam...mohon dibalas jg ke email sy

the_most_braveheart mengatakan...

Ass. syeh Pandrik..

Membaca artikel anda tentang gambaran jin, sepertinya ada yg serupa dengan di rumah saya..ada yg bertanduk, ada yg kaya binaang, ad yg kaya manusia, dsb..tolong diterawang syeh..terus apa yg harus sy lakukan, sy tak bermaksud berhubungan dgn mereka, tp mereka memang penghuni di rumah saya yg baru kami tempati..kadang2 mereka ingin dihargai juga, tp kadang2 pernah jg musuhan..baiknya gmn yah? apa mereka baik2 saja?

terus kalau bisa terawang janin kami..apa ada hikmahnya kami mengalami hal ini semua dari Allah? salam...mohon dibalas jg ke email sy

the_most_braveheart mengatakan...

Ass. syeh Pandrik..

Membaca artikel anda tentang gambaran jin, sepertinya ada yg serupa dengan di rumah saya..ada yg bertanduk, ada yg kaya binaang, ad yg kaya manusia, dsb..tolong diterawang syeh..terus apa yg harus sy lakukan, sy tak bermaksud berhubungan dgn mereka, tp mereka memang penghuni di rumah saya yg baru kami tempati..kadang2 mereka ingin dihargai juga, tp kadang2 pernah jg musuhan..baiknya gmn yah? apa mereka baik2 saja?

terus kalau bisa terawang janin kami..apa ada hikmahnya kami mengalami hal ini semua dari Allah? salam...mohon dibalas jg ke email sy

terhubung mengatakan...

Abu Hurairah r.a. berkata, Nabi s.a.w. bersabda, : “Akan keluar dajjal dan khazzab di kalangan umatku. Mereka akan berkata sesuatu yang baru di mana kamu dan bapa-bapa kamu belum pernah mendengarnya. Awasilah mereka dan jagalah diri kamu daripada disesatkan oleh mereka.””;- [Musnad Ahmad, 20/349].

Putri Jasari Dona mengatakan...

mau tanya. saya setelah ikut ESQ menjadi sangat percaya sekali dengan makluk2 gaib. setelah itu saya teriak Allah hu Akbar dengan sangat keras. seperti bukan suara manusia. kemudian saya seperti berada di alam lain. saya melihat manusia begitu berbeda. terutama dalam tutur katanya. seperti memojokkan kesalah2 saya. teman saya yang beragama kristen bilang. dalam agamanya juga ada orang seperti itu. yaitu apabila seseorang itu menyesali perbuatannya dan memohon ampun kepada tuhan. maka dia akan menjadi suci dan setan2 menjadi marah dan sehingga mengganggu si orang suci tersebut. keadaan saya ini dialami 7 hari tanggal 1-7 juni 2010. dan 16-18 Juni 2011. pertanyaannya. apakah yang dikatakan teman saya itu benar? terima kasih.