Kami sedang menunggu buku ketujuh kami tentang "Mbah Mutamakin"

Selasa, 21 Juli 2009

SUKU SASAK dan DENEQ WIRABANGSE

Tadi Malam, (Senin, 21 Juli 2009) Seseorang dari Lombok, mengaku bernama Hasan dan bersuku Sasak, bertanya kepadaku tentang legenda Suku Sasak yang mempunyai tokoh bernama Deneq Wirabangse. Ia menanyakan siapa sebenarnya Wirabangse ini. Karena, dalam ceritera tutur ada, namun referensi yang memadai tidak ditemukan. Sebagai anak muda Sasak, Bung Hasan ingin mengerti siapa sebenanya tokoh itu.
Anehnya, yang ditanyain justru saya, yang suku Jawa, dan usianya lebih muda....ada-ada saja Bung Hasan ini...he he he...
Alasan Bung Hasan bertanya dengan saya, karena ia membaca dan mengikuti ceritera yang saya lacak menggunakan metode spiritual, tentang Sejarah Babad Mataram, yang ceritera itu telah dituliskan oleh Bapak, bahkan sudah pernah dipentaskan dalam gelar Sendratari, dan Kethoprak, yang diselenggarakan oleh om Zastrouw dan Om Jadul. Itulah yang menjadi pertimbangan Bung Hasan Bertanya...
Bung Hasan....
dari penginderaanku, suku Sasak itu terbentuk sekitar tahun 956. Awalnya adalah komuni dari Bugis yang berlayar hingga mencapai Lombok. Di Sana mereka kemudian bertempat tinggal. Dalam perjalanan sejarahnya, mereka ini kemudian berasimilasi dengan orang suku Timor. Perbauran nitu kemudian menghasilkan suku Sasak (yang kita kenal sekarang ini). Sasak sendiri pada waktu itu merupakan daerah Kadipaten, yang berafiliasi dengan pemerintahan Raja Bali. Sasak tidak memiliki keunggulan yang signifikan. Ia merupakan daerah yang tergolong tandus, daerahnya ditumbuhi ilalang. aka daerah itu disebut dengan Sasak, yang artinya Ilalang.
Perihal Deneq Wirabangse, beliau ini aslinya berasal dari Jawa Timur, yang sedang melanglang buana. Di Sasak, beliau kemudian berbaur dan diterima dengan baik oleh komunitas itu, sehingga nama dan kebaikannya menjadi sangat terkenal di seantero Sasak. Keberadaannya memberikan rasa aman komuni Sasak.
Deneq Wirabangse ini sendiri lebih awal dibanding Selaparang, atau berdirinya kerajaan Selaparang, yang baru berdiri sekitar tahun 1700an.
Tentu masih banyak informasi yang bisa dieksplorasi terkait hal ini. Untuk jawaban awal kepada Bung Hasan, saya ucapkan selamat mencicipi.

Tidak ada komentar: